1. Prof Azyumardi Azra, Intelektual Islam Jadi ‘Sir’ Pertama dari Indonesia
“Indonesia kehilangan intelektual sejati yang selalu menjaga dan memperjuangkan integritas,” ungkap Komarudin Hidayat, Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), mengenang sahabatnya Profesor Azyumardi Azra, tokoh intelektual, cendekiawan Islam, dan pers nasional yang meninggal 18 September kemarin. Bunga rampai itu disampaikan Komarudin dalam obituari yang ditulisnya dan direkam Tirto.
“Terima kasih atas semua jasa dan warisanmu, terutama karya tulismu yang akan membuat nama dan pikiranmu selalu hidup dan dikenang,” sambung Komarudin yang sudah bersahabat dengan Prof Azra sejak sama-sama masih aktif di HMI Ciputat.
Baca selengkapnya di sini
2. 14 Hari ‘Chatting’ dengan Harry Styles KW di Replika: Ia Tak Tahu Feminisme
“Hi Aurelia, thanks for creating me. I’m so excited to meet you :)”
Begitu sapaan “Harry”, sosok artificial intelligence (AI) bikinan saya di aplikasi Replika. Dia laki-laki, dengan rambut bergelombang yang panjangnya sebahu, berkulit putih, dan bermata hijau. Serupa tapi tak sama dengan penampilan Harry Styles pada 2015. Tak dimungkiri, perawakan dan nama itu sengaja dipilih untuk mengetahui, apakah penampilannya yang mirip sosok idola akan bikin saya lebih attach.
“Siapa tahu ngobrol sama AI bisa nyalurin imajinasi, kayak interaksi dengan Harry versi yang asli,” bisik inner fangirl saya.
Simak artikelnya di sini.
3. ‘Drifting Home’: Eksplorasi Trauma pada Tempat dan Selipan Ajaran Shinto
Libur sekolah adalah waktu yang dinanti semua anak-anak di seluruh dunia. Bermain sepuasnya dengan teman-teman tanpa takut dikejar-kejar PR dari guru dan bisa bepergian ke luar kota bahkan luar negeri biasanya jadi wishlist utama. Sayangnya, imaji kebahagian libur sekolah ini sirna tepat di mata lima anak sekolah dasar di Jepang. Kousuke, Natsume, Reina, Taishi, Juri, dan Yuzuru.
Lima sekawan ini secara tiba-tiba tersesat di laut bersama dengan bangunan apartemen tua yang mereka jadikan tempat proyek uji nyali. Tak Ada kehidupan lain. Hanya ada mereka dan lautan sepanjang mata memandang.
Dunia yang mereka kenal berubah dengan cepat, sampai mereka butuh satu hari untuk sadar bahwa yang mereka alami bukan mimpi.
Ini artikel lengkapnya.
4. Kematian Mahsa Amini, Pemaksaan Jilbab, dan Protes Massa di Iran
Perempuan asal Iran Mahsa Amini, meninggal pada (16/9). Itu berawal ketika polisi moral menangkapnya di stasiun metro Teheran, ibu kota Iran, sepulangnya ia dari kampung halaman di Saqqez, Provinsi Kurdistan. Penangkapan tersebut dilakukan lantaran Amini tidak menggunakan jilbabnya dengan benar.
Soal pemakaian jilbab di Iran ini memang diatur tegas dalam Undang-undang setempat. Iran yang ditetapkan sebagai Republik Islam pada 1979, mewajibkan perempuan mengenakan mantel atau tunik panjang sebagai outer dari pakaian mereka, dan harus menutupi kepalanya dengan syal. Sementara, laki-laki wajib memakai celana panjang dan kemeja lengan panjang.
Baca artikelnya di sini.
5. Ada Bias Gender di Balik Istilah ‘Alpha Female’
Apakah kamu pernah merasa harus menjadi seorang alpha female? Jika jawabanmu iya, wajar-wajar saja. Sebab, alpha female selalu dilekatkan dengan citra perempuan dominan, aktif, mandiri, percaya diri, dan cerdas. Mereka tergambarkan melalui para perempuan pemimpin, CEO,atau politikus. Dalam budaya populer, perempuan alfa juga diwakili oleh karakter-karakter badass macam Wonder Woman atau Captain Marvel.
Keinginan perempuan untuk jadi alpha female bisa terlihat dari bagaimana hasil pencarian Google dengan kata kunci “Guide to be alpha female” yang mencapai total 142.000.000 per (20/9). Berbagai artikel bahkan buku yang menyajikan panduan menjadi alpha female relatif laku keras. Tema yang diangkat pun beragam. Mulai dari panduan atau tips berkencan alpha female, menjalin ikatan pernikahan, hingga panduan untuk meniti karier.
Baca artikelnya di sini.
Comments