1. Orgasme Perempuan: Bahkan di Ruang Privat pun Perempuan Distigma
Sebuah studi di Inggris yang diikuti oleh 4037 perempuan, sebesar 32 persen di antaranya tidak pernah atau jarang mencapai orgasme. Di Indonesia sendiri keadaannya kurang lebih sama. Menurut The Pleasure Gap Study 2022 yang dirilis oleh Durex, 1 dari 3 perempuan atau 31 persen responden perempuan mengaku pernah memalsukan orgasme mereka.
Temuan data-data ini lantas menimbulkan pertanyaan: Kenapa perempuan jarang bisa orgasme? Kenapa orgasme perempuan kerap dipalsukan?
Baca selengkapnya di sini
2. Review 'Little Women': Adaptasi Karya Louisa May Alcott Tanpa Khianati Aslinya
Saya hanya perlu menonton trailer Little Women sekali, sebelum akhirnya mengklik episode pertamanya di Netflix berminggu-minggu lalu. Ekspektasi pertama, saya tak berharap Little Women versi Korea Selatan ini terlalu berbeda dari versi aslinya—baik novel orisinal yang ditulis Louisa May Alcott atau versi terakhir yang dibintangi Saoirse Ronan.
Penulis Jung Seo-Kyung (penulis yang bertanggung jawab atas kerennya The Handmaiden dan Decision To Leave) mengambil pondasi dari novel Louisa May Alcott, kemudian mengembangkannya jadi tontonan berbeda. Semangatnya masih sama, melawan patriarki dan kapitalisme.
Baca artikelnya di sini
3. Tragedi Kanjuruhan: Antara Gas Air Mata dan Silat Lidah Aparat
Kerusuhan sepak bola sebenarnya sering terjadi di Indonesia. Hingga Agustus 2022, tercatat ada 79 orang yang tewas dalam insiden terkait kompetisi sepak bola Indonesia sejak gelaran Liga Indonesia 1994.
Polisi kerap menggunakan gas air mata untuk mengendalikan kerumunan di stadion.
Baca selengkapnya di sini
4. Kapan Waktu yang Tepat untuk Mulai Pacaran?
Sebagai salah satu orang yang mengamini, diperlukan kesiapan untuk pacaran, saya menilai gagasan tersebut abstrak. Alias enggak ada definisi yang tepat, ataupun tolok ukur untuk menjelaskan artinya selain orang yang bersangkutan.
Editor Julie Beck juga berpendapat yang sama dalam tulisannya di The Atlantic. Beck menyatakan gagasan tersebut sebenarnya menutupi makna yang disembunyikan di baliknya. Entah sebagai tameng untuk menghindari perpisahan, atau kesanggupan untuk mengenal sesuatu yang dirasakan lebih dalam.
Baca artikelnya di sini
5. Riset: 2,45 Juta Remaja Indonesia Didiagnosis Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
Hari Kesehatan Mental Sedunia jatuh pada 10 Oktober. Namun, kasus bunuh diri yang dilakukan mahasiswa di Yogyakarta justru menambah urgensi penanganan masalah kesehatan mental di antara anak muda Indonesia.
Menurut riset, berbagai potensi kondisi psikologis dan gangguan mental pada manusia memang mulai menunjukkan gejalanya pada usia kritis remaja atau dewasa muda. Dengan populasi kelompok usia 10-19 tahun yang mencapai 44,5 juta jiwa, Indonesia harus mulai melakukan investasi di bidang kesehatan mental remaja.
Baca artikelnya di sini.
Comments