Pandemi yang sedang berlangsung telah menimbulkan kekhawatiran tentang efek isolasi pada perkembangan sosial dan psikologis anak-anak dan remaja. Namun, meski kaum muda saat ini mungkin tidak dapat berkumpul secara langsung sesering yang mereka inginkan, mereka tidak selalu terisolasi. Mereka telah lama menggunakan komunitas online untuk berekplorasi dan melakukan kehidupan sosial.
Mereka bergabung dalam forum diskusi hip-hop anonim, kelompok pendukung kampanye kesadaran kesehatan mental di Facebook, kelompok kelas biologi di Instagram, dan terlibat dalam kolom komentar di video YouTube populer.
Ada sangat banyak komunitas online, dan secara kolektif, komunitas-komunitas ini mencakup berbagai hal. Komunitas-komunitas ini kerap berperan penting bagi kehidupan penggunanya. Namun, orang tua, pendidik, dan psikolog sering kali berargumen bahwa ruang ini dapat menyebabkan anak muda tertekan dan bahkan membuat mereka terpapar ideologi berbahaya.
Dengan adanya komunitas online, yang kini mungkin berperan lebih lebih penting bagi kaum muda daripada sebelumnya, pertanyaan tentang esensi pertumbuhan dalam komunitas online menjadi lebih diperhatikan.
Sebagai peneliti psikologi yang mempelajari komunitas online, saya dan rekan-rekan saya telah menemukan bahwa meski komunitas online menimbulkan risiko besar yang selama ini telah dipublikasikan secara luas, ia tetap dapat memberikan dukungan sosial dan psikologis yang tidak tersedia di rumah, di sekolah, atau di sekitar.
Risiko Bergabung dengan Komunitas Online
Sebagai orang berusia 24 tahun yang telah menggunakan internet hampir setiap hari sejak usia enam tahun, ada beberapa momen penting dalam perkembangan psikososial saya yang terjadi di komunitas online.
Beberapa momen ini menyakitkan, seperti saat seorang sepupu menipu saya di game role-playing online Runescape pada umur 10 tahun. Yang lain menggembirakan, seperti memori tentang pertunjukan pertama saya menjadi DJ untuk stasiun radio online pada usia 12. Selain itu, banyak yang aneh tapi menarik, seperti mengunjungi situs obrolan video 18+ Chatroulette dengan teman-teman saya pada usia 13 tahun untuk berinteraksi dengan orang asing di seluruh dunia.
Pada akhirnya, mengamati dan berpartisipasi dalam budaya komunitas online yang terus berkembang membentuk minat saya untuk mengejar penelitian psikologis.
Meski kendala terkait COVID-19 yang dihadapi anak-anak saat ini masih baru dan, semoga, bersifat sementara, tetap perlu adanya peringatan untuk menjaga anak agar tidak terlalu tenggelam dalam komunitas online. Komunitas online mengubah interaksi manusia, memungkinkan pengalaman sosial yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan dampak tak terduga.
Kritik populer, seperti yang disampaikan di satu film dokumenter 2020, The Social Dilemma, menyatakan bahwa situs jejaring sosial seperti Instagram membelokkan persepsi pengguna muda tentang realitas dan menyebabkan tekanan psikologis. Kekhawatiran khususnya adalah bahwa kaum muda membandingkan diri mereka dengan kesuksesan orang lain yang terus-menerus muncul dari rekan-rekan mereka secara algoritme.
Melonggarnya norma sosial secara online karena anonimitas atau jarak fisik dapat menciptakan perilaku buruk di komunitas online: Intimidasi, pandangan dunia yang fatalistik, dan mentalitas massa.
Baca juga: Menciptakan Ruang Online yang Aman bagi Anak Perempuan
Selain itu, komunitas online dapat memfasilitasi penyebaran misinformasi dan ideologi ekstremis, sebagaimana munculnya alt-right, sekelompok aktivis sayap kanan yang menghubungkan banyak pemuda dari beberapa forum online anonim pada tahun 2010-an .
Sumber Dukungan
Meski ada risiko-risiko tersebut, komunitas online menyimpan banyak manfaat juga. Komunitas online dapat memberikan kesempatan bagi kaum muda untuk membangun keterampilan sosial, berinteraksi dan menemukan serta membedah ide-ide baru dengan rekan-rekan yang ada di seluruh dunia.
Komunitas online juga berguna untuk menghimpun dukungan bagi anak muda. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana kaum muda menemukan dukungan online, saya dan tim baru-baru ini mensurvei 334 anggota dari 10 forum dukungan kesehatan mental online. Kami mempresentasikan hasil kami di konvensi tahunan Association for Psychological Science pada 2020. Setengah dari orang yang kami survei berusia di bawah 24 tahun, dan 82 persen menilai kesehatan mental mereka memburuk.
Kami mempelajari bahwa forum dukungan semacam ini memberikan saran berharga, dukungan emosional, rasa kepemilikan, dan validasi yang tidak diberikan oleh komunitas offline. Kami juga mengamati bahwa sikap dan pendekatan setiap forum untuk menghadapi perjuangan kesehatan mental adalah unik, dibentuk dari level akar rumput ke atas berdasarkan pengalaman dan wawasan langsung para partisipan. Di sisi lain, beberapa partisipan juga mengatakan bahwa komunitas dukungan seperti ini dapat terdampak negatif oleh partisipan yang menyebarkan sikap pesimis atau informasi yang salah.
Banyak anak muda yang mengalami pergumulan pribadi beralih ke komunitas online untuk mencari dukungan. Beberapa memilih obrolan grup chat dari teman dekat untuk curhat dan meminta saran. Yang lain lebih suka mencari bantuan secara pribadi dari orang asing di seluruh dunia di forum dukungan anonim seperti r/Anxiety milik Reddit, yang sering kali memiliki lebih dari 1.000 anggota online pada waktu tertentu.
Secara online, kaum muda dapat menghindari stigma sosial yang sering datang saat meminta bantuan secara langsung dan tidak dibatasi oleh hambatan geografis untuk menemukan teman sebaya yang memiliki latar belakang atau perspektif yang sama.
Baca juga: Di Mana Perempuan Muda Indonesia?
Komunitas online memainkan peran penting dalam kehidupan banyak anak muda, jadi mereka memerlukan pertimbangan yang cermat. Peluang dan risiko yang dihadirkan berbeda dari komunitas dunia nyata, dan tantangan sosial yang dihadapi kaum muda secara online membutuhkan jenis kecerdasan unik demi bergerak secara efektif.
Orang tua dan mentor memainkan peran penting dalam mengajar kaum muda bagaimana bertanggung jawab dan menghormati warga digital.
Namun, sebagaimana komunitas dunia nyata, kaum muda juga membutuhkan kebebasan untuk mengejar rasa ingin tahu mereka pada dunia online secara mandiri. Seiring berkembangnya komunitas online, generasi muda yang akan datang akan terus memimpin untuk mendefinisikan kembali peran yang dimainkan oleh ruang online dalam kehidupan mereka.
Artikel ini pertama kali diterbitkan oleh The Conversation, sumber berita dan analisis yang independen dari akademisi dan komunitas peneliti yang disalurkan langsung pada masyarakat.
Comments