ROH membuka ruang pamer barunya di Jakarta dengan pameran pertama bertajuk 1. Selama pandemi, ROH telah bekerja sebagai sebuah galeri secara nomaden—baik atas ketiadaan ruang fisik permanennya sendiri, juga secara filosofis dengan membayangkan presentasi-presentasi pameran di luar format-format ruang dan waktu yang konvensional.
ROH kini berharap untuk bisa menyajikan program-program secara konsisten bagi seniman-seniman dan khalayak di rumah barunya.
Menggandeng prinsipal arsitek Barry Beagen, ruang ini dibangun secara saksama sepanjang tiga tahun dengan berorientasi kepada masa depan lewat dibangunnya dua ruang pamer utama, selagi juga mempertahankan elemen arsitektur dari masa lalu pada gedung yang ditempatinya, yang dibuat pada 1950-an, dan berlokasi di Jalan Surabaya 66, Menteng, Jakarta Pusat.
Baca juga: Masih Berlangsung Pameran ‘Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak’
Sebanyak 16 seniman yang telah berperan dalam perjalanannya sebagai galeri. Dibuka mulai (5/4), pameran ini diisi oleh karya-karya baru seniman Aditya Novali, Arin Dwihartanto Sunaryo, Bagus Pandega, Davy Linggar, Faisal Habibi, Kei Imazu, Luqi Lukman, Maruto, Mei Homma, Mella Jaarsma, Nadira Julia, Nadya Jiwa, Syagini Ratna Wulan, Syaiful Aulia Garibaldi, Tromarama, and Uji “Hahan” Handoko.
Jika diibaratkan, pameran 1 dan ruang baru ROH sendiri seperti fase-fase alfa dan beta dalam membangun perangkat lunak. Selama tiga tahun terakhir, ROH memang bereksperimen bersama seniman-senimannya untuk memperluas proses estetika mereka, dan membayangkan cara-cara baru untuk mempresentasikan karya di tengah keterbatasan. Baik itu dengan membuat pameran di gedung terbengkalai, di alam terbuka, bahkan di lingkungan rumah tangga seniman sendiri.
Ada perasaan bahwa tiap pameran terbangun di atas pameran sebelumnya, dengan saling berbalas dan terhubung seperti simbiosis. Seolah dengan tercapainya pameran pertama ini, ROH juga menutup suatu babak sekaligus meletakkan fondasi baru untuk kemungkinan-kemungkinan tak terduga di masa depan.
Jun Tirtadji, pendiri ROH, berkomentar mengenai bab baru galeri ini, “Kami sangat bersyukur atas kemurahan hati dan dukungan dari kolega, teman dan keluarga yang telah mendukung kami sampai titik ini lewat berbagai cara, dan kami tidak sabar untuk dapat bergerak bersama komunitas seni di Indonesia dan internasional di tahun-tahun mendatang.”
Baca juga: Potret Bissu dalam Pameran Seni Tanarra di Jakarta Biennale
Ada dua ruang galeri utama, Gallery Apple, ruang netral kubus putih dengan pencahayaan terkontrol, dan Gallery Orange yang bersifat lebih ekspansif dengan langit- langit tinggi, skylight, dan tembok sekeliling yang sengaja menyisakan konstruksi awal bangunan. Di antara kedua ruang galeri yang unik terdapat bagian-bagian rumah lama yang asli yang dipertahankan seperti tangga putar serta lantai-lantai dengan ubin gaya jengki.
ROH dapat dikunjungi mulai (5/4) setiap Selasa - Sabtu pukul 11.00-18.00 WIB. Untuk menjaga protokol kesehatan, pengunjung diwajibkan membuat janji temu via WhatsApp di 0811 8719 066. Untuk informasi terbaru, bisa juga mengikuti @rohprojects di Instagram.
Comments