Kejutan yang tak terduga. Tulisan ini mengandung spoiler.
Setelah merilis beberapa serial televisi seperti Daredevil, Jessica Jones, Fist Fury, dan Luke Cage untuk Netflix, Marvel tahun ini memunculkan WandaVision. Seperti juga Agents of Shield, ini adalah produk Marvel yang langsung ada hubungannya dengan Marvel Cinematic Universe (MCU). Tapi dibandingkan dengan Agents of Shield yang agak, well, basic, serial WandaVision jauh lebih dinantikan, lebih menggetarkan, dan sungguh inovatif.
Pertama, Wanda (Elizabeth Olsen) dan Vision (Paul Bettany) adalah karakter-karakter yang tidak hanya hadir dalam dunia MCU tapi berperan krusial dalam film-film MCU. Mereka mungkin memang tidak semenonjol Iron Man atau Captain America, tapi fungsi mereka jelas dalam MCU. Sekadar mengingatkan, Wanda dan Vision lah yang memegang peran kunci di Avengers: Infinity War, dalam mencegah Thanos si musuh bersama untuk mendapatkan batu pembangkit kekuatan super.
Kedua, tidak seperti film-film Marvel yang sangat berformula (kalau mau menghindari kata basi dan konvensional), WandaVision sangat bermain-main dengan bentuk. Dari Iron Man sampai Avengers Endgame, Marvel tidak menawarkan cerita luar biasa. Semuanya langsung pada poin kisah heroisme. Beberapa memang memberikan bumbu baru, seperti Thor: Ragnarok dengan komedi liarnya, atau Black Panther yang mendobrak karena dominasi pemain kulit hitam dan tema politik yang brilian.
Tapi sisanya menawarkan hal yang sama: sebuah pelarian yang menghibur tapi juga mudah dilupakan. Setelah belasan film dirilis, butuh beberapa waktu untuk saya mengingat apa cerita di Iron Man 2, Iron Man 3 atau Doctor Strange. Apa yang terjadi di Ant-Man pertama dan sekuelnya Ant-Man and the Wasp.
Baca juga: Film Remaja ‘Unpregnant’ Bicara Soal Tubuhku Otoritasku
WandaVision Serial yang Inovatif
WandaVision sejak awal menawarkan sebuah pengalaman menonton yang lebih menarik dan menantang. Pembuat WandaVision tahu sekali bahwa penonton sudah akrab dengan karakter-karakter MCU dan semua tragedi yang terjadi di film-filmnya. Mereka tidak perlu memperkenalkan mereka lagi. Itulah sebabnya, mereka bisa bebas merdeka bermain-main dalam bercerita.
Butuh waktu memang untuk menyesuaikan pikiran ketika melihat Wanda dan Vision tiba-tiba berada dalam sebuah sitcom hitam putih seperti yang ditunjukkan dalam dua episode pertama. Tapi bukannya membuat bosan, keunikan ini menambah misteri yang ada di dalamnya.
Baca Juga: Film ‘Ride or Die’ Homofobik, Sarat ‘Male Gaze’
Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa WandaVision dipersembahkan dengan cara seaneh ini? Kenapa Marvel bisa seberani ini memulai serial dengan berbagai anomali yang tidak bisa dijelaskan?
Dan tentu saja karena Marvel tahu apa yang sedang mereka buat, presentasi sitcom yang ada dalam WandaVision bukan sekedar gimmick. Kelak penonton akan tahu alasan-alasan sebenarnya kenapa penonton melihat WandaVision dalam bentuk sitcom klasik I Love Lucy sampai yang lebih baru seperti Modern Family.
WandaVision Bergelut dalam Kedukaan
WandaVision mengangkat tema yang sulit untuk menjadi fondasi musim pertama serial ini: duka akibat kematian Vision.
Dua episode awal tidak memberikan jawaban tapi justru banyak pertanyaan. Bagaimana bisa Vision hidup lagi? Kenapa tiba-tiba referensi sitcom-nya berubah? Episode ketiga mulai memperlihatkan cahaya di tengah kegelapan ketika seorang karakter mengaku bahwa semua keanehan ini disebabkan oleh Wanda. Episode empat menjawab bahwa Wanda yang sedang berkabung menggunakan kemampuannya untuk memanipulasi realitas, bahwa dia dan Vision hidup berbahagia bersama tetangga-tetangganya dan mereka hidup dalam harmoni sitcom.
Baca juga: Kenapa ‘Reply 1988’ Terus Populer
Dalam beberapa episode berikutnya, penonton dikejutkan lagi oleh plot twist dan cameo yang menggetarkan jiwa: Kemunculan Pietro, saudara kembar Wanda. Yang mengagetkan adalah, bukan hanya Pietro muncul karena dia sudah meninggal di Avengers: Age of Ultron, tapi dia muncul dan diperankan oleh aktor yang berbeda.
Untuk tahu konteks, tokoh Pietro hadir dalam dua produk Marvel yang dibuat oleh dua studio yang berbeda. Pietro yang ada dalam MCU diperankan oleh Aaron Taylor Johnson, sementara Pietro dalam X-Men yang dibuat oleh Fox (yang juga menggunakan nama Quicksilver) diperankan oleh Evan Peters. Ketika Evan Peters muncul di depan Elizabeth Olsen, tentu saja semua orang berteriak, “Bagaimana ini bisa terjadi?”.
Baca Juga: 'Space Sweepers', Film Fiksi Ilmiah Korea yang Mengandung Bawang
Jawabannya, tentu saja karena Fox sudah resmi dibeli oleh Disney. Tapi lebih dari itu, munculnya Pietro dalam WandaVision adalah sebuah twist yang baik karena penonton akhirnya diajak untuk menyelami diri Wanda. Dia belum bisa beranjak dari kematian saudara kembarnya dan dia harus rela dengan kepergian cinta sejatinya, Vision. Tak heran jika Wanda memutuskan untuk membuat realitasnya sendiri untuk menghadapi semua kedukaan itu.
Wanda Bertransformasi Jadi Scarlet Witch
Kisah paling sedih dalam WandaVision hadir di episode 8, satu episode sebelum musim pertama WandaVision berakhir. Setelah penonton tahu bahwa ternyata ada Agatha Harkness (Kathryn Hahn), seorang penyihir yang mempermainkan Wanda (alasan kenapa Pietro bisa muncul lagi), pembuat WandaVision menggunakan Harkness untuk menyelami lebih dalam masa lalu Wanda yang kelam. Di sinilah saya akhirnya menyimpulkan bahwa WandaVision memang sebuah serial yang inovatif.
Butuh delapan episode untuk pembuat serial ini mengantarkan penonton ke sebuah momen gelap yang menyedihkan. Penonton dipaksa untuk menyaksikan jump scare yang membuat Wanda dan Pietro kehilangan orang tuanya. Penonton harus melihat bagaimana perempuan muda dieksploitasi atas kemampuannya. Penonton akhirnya tahu kenapa Wanda selalu menemukan suaka di sitcom-sitcom yang ditontonnya.
Baca Juga: Mengapa Laki-laki Harus Menonton ‘Promising Young Woman’
Semua pertanyaan-pertanyaan yang muncul saat menonton tiga episode pertama akhirnya terjawab dalam episode ini. Dan tentu saja menyaksikan Wanda harus melalui berbagai macam kesedihan dalam hidupnya membuat saya semakin terhubung dengan kenapa dia menciptakan realitasnya sendiri untuk bertahan.
Untuk menonton WandaVision dengan paripurna, kamu memang harus menonton semua serial MCU yang sudah rilis sebelumnya untuk benar-benar bisa paham dengan easter eggs, inside jokes, dan trivia di dalamnya. Tapi saya bisa meyakinkan kamu bahwa itu semua bukanlah pekerjaan yang susah karena WandaVision adalah sebuah hiburan yang mengesankan.
Dalam episode terakhir, Marvel menyajikan transformasi Wanda menjadi Scarlett Witch, menjadikan WandaVision sebuah origin story paling orisinal dan paling menyentuh dibandingkan para pahlawan MCU sebelumnya. Setidaknya sampai saat ini.
WandaVision dapat disaksikan di Disney+ Hotstar.
Comments