Di tengah persaingan ketat antar pembuat hiburan opera sabun, sinetron Indonesia masih belum memperlihatkan keberagaman perempuan di layar kaca.
Kamu tim Deok Sun-Junghwan atau Deok Sun-Taek? Atau Bora Sun Woo? 'Reply 1988' memberikan contoh kebahagiaan-kebahagiaan yang bisa dicapai tanpa perlu sesuatu yang muluk. Atau yang membutuhkan materi. Dia memberikan bentuk nyata bahwa teman yang dikasihi dan keluarga bisa menjadi sumber tawa kita.
Dua belas episode Hospital Playlist memberikan banyak pelajaran hidup, padahal konflik yang disuguhkan tergolong ringan dan kisah-kisah humanisnya tak jarang kita alami sendiri dalam kehidupan keseharian. Kalau pun ada pertumpahan darah, itu akibat kelihaian tangan para dokter di meja operasi. Jikapun mengundang air mata, itu karena hati nurani kita sebagai manusia tersentil setelah menyaksikan berbagai kisahnya.
Drama Korea ‘Reply 1988’ masih terus populer, bahkan Nicholas Saputra dan Dian Sastro aja ikutan nonton drakor yang satu ini.
Drama Korea ‘Hospital Playlist’ mengisahkan persahabatan antara teman dan pasangan secara ringan dan humanis.
‘Sweet Munchies’ punya semua elemen yang bisa membuat drama Korea ini ngehits, tapi kenapa rating-nya rendah?
Drama Korea yang satu ini mengaduk emosi, memacu adrenalin, dan memberikan motivasi layaknya video persembahan Ted Talks.
Drama Korea Itaewon Class menunjukkan jenis-jenis karakter ayah tunggal yang tidak banyak disoroti dalam serial Asia.
Pemred Magdalene termasuk yang skeptis dan meremehkan drama Korea, sampai dia menonton beberapa dan jadi ketagihan.
Drama Korea “When the Camellia Blooms” menampilkan karakter-karakter perempuan yang tidak mau kehilangan identitas.