1. Platform Digital Bikin Sadar Kesehatan Mental, Atau Rawan ‘Self-Diagnosis’?
Ketika menelusuri internet, Gilang menemukan keinginan menyakiti diri sendiri sebagai salah satu gejala depresi. Waktu itu, pria yang bekerja sebagai creative director tersebut tengah mencari tahu, apa yang terjadi pada dirinya.
Pasalnya, sudah setahun Gilang merasa stres. Asumsi itu diperkuat dengan gejala lainnya yang mengindikasikan depresi. Misalnya susah tidur, menunda pekerjaan, dan merasa rendah diri.
Baca selengkapnya di sini
2. 4 Hal yang Harus Kamu Tahu dari Kongres Ulama Perempuan II
Kongres Ulama Perempuan (KUPI) II resmi ditutup pada (26/11). Acara itu dihadiri 1.600 peserta dari 32 provinsi Indonesia, dengan puluhan ulama perempuan dari 31 negara. Kongres yang mengangkat tajuk "Meneguhkan Peran Ulama Perempuan dalam Membangun Peradaban yang Berkeadilan" itu dihelat di UIN Walisongo Semarang dan Pondok Pesantren Hasyim Asy'ari.
Magdalene merangkum hal-hal penting apa saja yang dibahas dalam KUPI II. Apa saja?
Simak artikelnya di sini.
3. Yang Hilang Jika Twitter Benar-benar Bubar
Tahukah kamu persamaan antara peneliti keamanan siber yang membangun sistem deteksi kerentanan dan ancaman digital, pengamat yang melacak persebaran kebakaran hutan, serta tenaga kesehatan profesional yang berupaya memprediksi angka pendaftaran asuransi kesehatan?
Ketiganya mengandalkan data dari Twitter.
Jika Twitter berujung kolaps, untuk saat ini belum ada calon pengganti yang jelas.
Ini artikel lengkapnya.
4. Tok! UU KUHP Sah, Selanjutnya Apa?
Tepat hari ini, (6/12), DPR resmi mengesahkan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) di rapat paripurna ke-11. Dalihnya adalah pembaruan hukum pidana, mengingat UU tersebut sudah berumur 50 tahun sejak pertama kali dibahas di era Presiden Suharto. UU ini juga berulang kali masuk Program Legislasi Nasional (Prolegnas) meski kerap berujung mangkrak.
“RUU KUHP merupakan upaya rekodifikasi, terbuka terhadap seluruh ketentuan pidana dan menjawab seluruh perkembangan yang ada di masyarakat saat ini,” ujar Ketua Komisi III DPR Bambang Wuryanto, dilansir dari CNBC Indonesia.
Baca artikelnya di sini.
5. ‘The Woman King’: Angkat Kekerasan Seksual, tapi juga Kaburkan Sejarah
Bertabur adegan aksi berdarah, The Woman King bisa dibilang sukses meruntuhkan stereotip seksis bahwa sutradara perempuan enggak becus bikin film laga yang epik. Penonton dibuat puas dan degdegan setiap aksi pertarungan Agojie terpampang di layar lebar. Sensasi ini pun semakin terasa ditambah dengan akting dari aktor papan atas Viola Davis sebagai Nanisca, Jenderal Agojie.
Sutradara perempuan itu enggak berhenti di aksi-aksi badass. The Woman King juga jadi penanda bagaimana realitas perempuan di masyarakat patriarkal disampaikan begitu nyata tapi juga penuh empati.
Baca artikelnya di sini.
Comments