Bagi banyak orang, mengulas hal-hal yang terjadi pada masa lalu terasa menyenangkan. Tidak sedikit orang yang berusaha mengabadikan ingatan-ingatan tentang masa lalunya dengan menulis di buku harian atau di media sosial supaya bisa bernostalgia di kemudian hari. Namun, sebagian orang lainnya merasa mengingat masa lalu justru mengganggu diri mereka.
Sebenarnya, mengapa kita mengingat masa lalu? Apakah manfaat dan kerugian yang didapat saat kita melakukannya? Dan bila memikirkan masa lalu mengganggu kita, apa yang bisa kita lakukan?
Ingatan Masal Lalu Membantu Kita Berkembang
Selama beberapa dekade, para peneliti telah menemukan bahwa mengingat masa lalu merupakan dasar penting bagi perkembangan manusia. Berikut empat peran penting di antaranya.
-
Ingatan membantu kita membentuk identitas
Ingatan pribadi memberi kita rasa kesinambungan - bahwa kita ada adalah orang yang sama (atau yang memiliki persepsi akan diri sendiri) seiring berlalunya waktu. Ingatan memberikan detail penting tentang siapa kita dan kita ingin menjadi seperti apa.
-
Ingatan membantu kita memecahkan masalah
Ingatan kita menawarkan solusi-solusi potensial untuk masalah yang sedang kita hadapi dan membimbing kita dalam memecahkannya.
-
Ingatan membantu kita bersosialisasi
Kenangan pribadi penting dalam interaksi sosial. Kenangan akan masa lalu dapat menjadi sumber rujukan ketika bertemu orang baru, serta dapat membangun hubungan dan menjaga hubungan yang sudah terjalin.
-
Ingatan membantu kita dalam mengatur emosi
Ingatan kita dapat memberikan contoh situasi serupa yang pernah dialami sebelumnya. Hal itu memungkinkan kita untuk merenungkan bagaimana cara mengelola emosi yang muncul sebelumnya dan apa yang dapat kita pelajari dari pengalaman itu.
Hal serupa juga dapat diterapkan dalam mengelola emosi negatif yang kuat. Misalnya, ketika seseorang merasa sedih, mereka dapat mengingat hal-hal positif untuk memperbaiki suasana hati mereka.
Ingatan Masa Lalu Membantu Hidup dalam Masyarakat
Mengenang masa lalu tidak hanya membantu kita sebagai individu. Ini juga memungkinkan kita untuk hidup dalam konteks sosial-budaya; masyarakat dan budaya mempengaruhi cara kita mengingat masa lalu.
Misalnya, dalam budaya Barat yang individualistis, orang cenderung mengingat kenangan yang panjang, spesifik, terperinci dan fokus pada individu. Sebaliknya, dalam budaya Asia Timur, orang cenderung mengingat kenangan yang lebih umum, serta berfokus pada interaksi sosial dan orang-orang terdekat. Para peneliti melihat perbedaan ini pada anak-anak dan orang dewasa.
Cara orang tua membicarakan kejadian masa lalu dengan anak-anak mereka juga berbeda di setiap budaya. Dibandingkan orang tua Asia Timur, orang tua dalam kebudayaan Barat lebih fokus pada individu anak itu sendiri, serta pikiran dan emosi anak. Jadi, ada peran budaya dalam cara mendidik anak-anak untuk mengenang masa lalu.
Orang-orang Barat yang individualistis cenderung mengenang kembali ingatan unik tertentu yang menegaskan keunikan seseorang. Sebaliknya, dalam budaya Asia Timur, ingatan berfungsi untuk membantu keterkaitan dan hubungan sosial.
Ingatan Masa Lalu pada Penderita Depresi
Mengingat masa lalu berperan sangat penting dalam bagaimana kita hidup sebagai manusia. Maka, tidak mengherankan jika gangguan dalam cara kita mengingat sesuatu muncul dalam beberapa gangguan psikologis.
Baca juga: Cerita Agni Membantuku Hadapi Trauma
Misalnya, orang dengan depresi cenderung mengenang lebih banyak ingatan pribadi negatif dibandingkan ingatan pribadi positif. Seseorang dengan gangguan depresi akan lebih mengingat kegagalan sebuah ujian dibanding keberhasilan akademis mereka.
Kami menemukan bahwa seseorang dengan depresi juga cenderung bercerita tentang diri mereka sendiri secara berbeda dan menceritakan lebih banyak kisah-kisah negatifnya. Mereka juga cenderung mengingat periode-periode kehidupan mereka seperti masa kuliah dengan sangat positif atau sangat negatif (alih-alih kombinasi keduanya).
Gangguan dalam mengingat sesuatu juga merupakan ciri dari stres pascatrauma. Ini merupakan kondisi ketika ingatan-ingatan pribadi yang tidak diinginkan dan mengganggu terkait trauma masa lalu secara tiba-tiba muncul ke dalam pikiran.
Seseorang dengan gangguan kecemasan juga cenderung memiliki bias ketika mengingat masa lalu mereka. Sebagai contoh, kita semua pernah melakukan kesalahan di tempat umum dari waktu ke waktu, seperti tersandung saat naik bus atau menumpahkan minuman di sebuah pesta. Namun, orang-orang dengan fobia sosial akan terbalut perasaan malu ketika mengingat pengalaman-pengalaman ini.
Baca juga: 'Expecto Patronum', Cahaya dalam Depresi
Cara Hadapi Ingatan Masa Lalu yang Mengganggu
Berlarut-larut dalam masa lalu yang pahit tanpa menghasilkan solusi itu merugikan. Ini dapat mengakibatkan tekanan emosional dan yang terparah, mengakibatkan gangguan emosional, seperti depresi, kecemasan, dan stres pascatrauma.
Jika mengingat masa lalu adalah masalah yang mengganggu kamu, cara-cara ini ini bisa membantu.
1. Luangkan waktu dalam sehari untuk ingatan kamu
Kamu bisa menulis di buku harian atau menjabarkan kekhawatiran kamu. Menulis pengalaman pribadi yang penting secara emosional selama 15 menit sehari dapat meningkatkan kesehatan mental dan fisik kamu.
2. Berlatih mengingat hal-hal positif dari masa lalu
Ini memungkinkan kamu untuk merasakan pengalaman berbeda dalam ingatan kamu. Dengan begitu, kamu bisa mendapat perspektif baru dari masa lalu tersebut.
3. Pelajari dan latih strategi perhatian
Alih-alih memikirkan kenangan yang menyakitkan, fokus pada keadaan saat ini (seperti memperhatikan napas kamu, fokus pada apa yang sedang kamu lihat, cium, atau dengar saat ini). Hal tersebut dapat membantu kamu memutus siklus negatif merasa terpuruk saat teringat masa lalu.
4. Saat memikirkan masa lalu, usahakan proaktif dan menciptakan ide-ide untuk memecahkan masalah daripada hanya bersikap pasif.
5. Temui dokter atau praktisi kesehatanmental jika kamu merasa ingatan masa lalu sangat mengganggu dan mempengaruhi kamu dalam beraktivitas sehari-hari.
Artikel ini pertama kali diterbitkan oleh The Conversation, sumber berita dan analisis yang independen dari akademisi dan komunitas peneliti yang disalurkan langsung pada masyarakat.
Comments