cara menghadapi kegagalan - “Begitu aja, kok sedih, nanti juga ada kesempatan lain, kok.” “Udah, jangan sedih-sedih banget, baru juga gagal sekali.” Saya sering mendengar atau membaca kalimat-kalimat seperti ini, saat seseorang menceritakan pengalaman kegagalannya. Alih-alih menenangkan orang tersebut, kalimat semacam itu justru cenderung menginvalidasi kesedihan dan kekecewaan mereka.
Semua orang termasuk saya sendiri pernah mengalami masa-masa ini. Saya ingat, kegagalan pertama saya saat berada di kelas 4 SD. Waktu itu, tempat mengaji saya mengikutsertakan saya dan teman-teman ke perlombaan mewarnai. Di akhir perlombaan, ternyata yang menang adalah teman baik saya di tempat mengaji. Saat itu, saya sangat sedih, bahkan saya menangis saat pulang ke rumah. Ada perasaan kecewa, malu, merasa kurang percaya diri, dan iri pada keberhasilan teman saya.
Sejak mengalami kegagalan untuk pertama kalinya, beberapa kali saya agak sensitif dengan omongan-omongan orang yang menyepelekan pengalaman kegagalan. Hanya karena kegagalan tersebut berhubungan hal-hal kecil dan remeh, bukan berarti kegagalan yang dialami jadi mudah untuk dilewati. Ingat, setiap orang punya pandangan masing-masing terhadap kegagalan yang tengah mereka hadapi.
Pertanyaannya, mengapa orang sulit menerima kegagalan? Jawabannya, setiap orang memang memiliki pandangan masing-masing terhadap kegagalan yang mereka alami. Ada yang dengan mudah menerima dan terus berjuang, ada juga orang yang merasa terpuruk hingga sulit bangkit setelah gagal. Mengutip dari The Guardian, psikolog klinis Linda Blair mengatakan ada dua hal yang membuat seseorang sulit menerima kegagalan mereka.
Baca juga: Bagi ‘Queer’, Kegagalan adalah Alternatif Bahagia
Pertama, orang mendefinisikan diri dari pencapaiannya. Sebagian besar orang hanya melihat hasil yang ia capai daripada apa yang membuatnya bahagia. Hal ini juga terlihat dari sistem pendidikan yang memaksakan seseorang untuk melihat hasil yang ia capai, ketimbang kenyamanan belajar.
Kedua, kita dibesarkan untuk berfokus pada kesuksesan. Terkadang orang tua tidak menyadari bahwa mereka juga menjadi salah satu faktor dari bagaimana anak mereka melihat dunia. Beberapa orang tua bahkan memaksakan anak mereka untuk sukses, ketimbang melihat betapa kerasnya usaha sang anak untuk mencapai hal tersebut. Padahal ini tidak baik untuk kesehatan mental sang anak loh.
Lalu, bagaimana cara menghadapi kegagalan? Dikutip dari laman Very well Mind, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi kegagalan:
1. Cara Pertama dalam Menghadapi Kegagalan: Jangan Invalidasi Perasaanmu
Ketika kita berhadapan dengan kegagalan, ada perasaan-perasaan yang juga mengikuti seperti, sedih, rasa takut, cemas, dan lain sebagainya. Terkadang, beberapa di antara kita malah menghindari perasaan-perasaan tersebut karena merasa dirimu baik-baik saja, atau meremehkan kegagalan yang kamu alami. Alih-alih membuatmu lega, hal ini malah menjadi ganjalan di hatimu, yang nanti akan terus bertumpuk, dan malah menimbulkan masalah kesehatan mental lainnya.
Baca juga: Ajari Anak-anak Hadapi Kegagalan dan Mereka Akan Lebih Kuat
Dengan mengizinkan dirimu untuk merasakan perasaan-perasaan tadi, hal ini sebetulnya akan membuatmu bekerja lebih giat dan mencari solusi untuk menjadi lebih baik lagi ke depannya.
2. Berlatihlah Cara-cara Sehat Sebagai Coping Mechanism dalam Situasi ini
Ketika kamu berada dalam situasi ini, kamu bisa mencari coping mechanism yang tepat untuk dirimu, seperti misalnya, bercerita pada teman, olah napas, jalan-jalan bersama hewan peliharaan, dan lain sebagainya. Setiap orang punya caranya masing-masing untuk menghadapi perasaan sedih dan kecewa karena gagal.
3. Sadari Beberapa Pandangan Tentang Kegagalan yang Irasional
Seperti yang sebelumnya saya sebutkan, setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda. Ada beberapa pandangan yang irasional. Beberapa pandangan tersebut tidaklah baik, bahkan menghambatmu untuk berubah menjadi lebih baik.
Baca juga: Mengapa Anak Muda Jadi Semakin Perfeksionis?
4. Ubah Cara Pandangmu Tentang Kegagalan
Alih-alih menganggap kegagalan adalah bukti kita adalah seseorang yang gagal, ada baiknya kita perlu mengubah cara pandang tersebut. Kegagalan berarti kamu memiliki keberanian, mau belajar hal-hal baru, dan berani mengambil risiko.
5. Tanyakan pada Dirimu Apa yang Bisa Kamu Pelajari dari Kegagalan ini
Bersedih karena gagal boleh-boleh saja, tetapi jika kamu sudah selesai masa-masa bersedihnya, jangan lupa untuk melakukan refleksi terhadap situasi yang kamu alami. Apa saja yang bisa kamu pelajari dari kegagalan yang kamu alami, dan apa yang bisa kamu perbaiki agar tidak mengulangi kegagalan tersebut.
6. Cara Menghadapi Kegagalan dengan Buat Perencanaan untuk Terus Bergerak Maju
Setelah kita tahu apa saja yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki diri kita, agar tak mengulangi kesalahan sebelumnya, buatlah perencanaan untuk kembali maju. Ingat-ingat lagi, bahwa meski gagal, bukan berarti kamu tidak bisa mencoba lagi.
Baca Juga: 3 Cara Hadapi Ketidakpastian di Tengah Pandemi
Pertanyaan berikutnya, bagaimana jika teman curhat tentang kegagalan mereka?
“Jone, gimana kalau misalnya teman kita yang curhat tentang situasi yang lagi dia hadapi?”
Jika temanmu baru-baru saja mengalami kegagalan dan bercerita padamu, ada baiknya kamu dengarkan ceritanya secara berempati dan jangan meremehkan perasaannya. Jangan lupa juga untuk selalu menyemangatinya dengan berkata,
“Ini memang sulit dihadapi, dan nggak apa-apa kok untuk bersedih sekarang. Namun ini bukan akhir dari segalanya. Aku selalu dukung langkahmu selanjutnya.”
Comments