Bersama Daras & Sahda 
Menunggu Ibu Pulang dari Kantor
Aku akan mengakui satu kesalahan, sebelum
            seseorang di antara kami melukai kalian:
            “Laki-laki sudah terlatih sebagai laki-laki
            bahkan sebelum mereka lahir. Kehidupan
            cuma kesempatan singkat & terlambat
            untuk memperbaiki diri.”                  
Tertawalah, Anakku. Atau, menangislah!
            Kalian telah melepaskan anak yatim abadi
            dari dalam diriku. Ayah kini seorang anak
            berisi hanya impian & ketidaktahuan.
Aku berharap kalian mau mengadopsiku—
            jadi sepasang mata bagiku menjaga
kilau kelahiran baruku yang semoga;
jadi benak terbuka bagiku memandang
dunia rumah yang maha membentang;
            jadi tangan lembut yang melindungi aku
            dari mencelakai kalian.
Terpejamlah, Anakku. Atau, tersenyumlah!
            Ibu sebentar lagi pulang — & sore ini
            aku akan mulai belajar minum kopi
            tanpa mengotori bajuku sendiri.
Baca juga: Sajak Aan Mansyur 3: Makan Malam di Restoran Baru



 
        
Comments