Tak bisa dimungkiri, banyak dari kita merasa manajemen waktu jadi kian sulit. Mengapa demikian? Apakah karena zaman sekarang pekerjaan yang dilakukan individu cenderung lebih banyak daripada jera baheula, atau mungkinkah karena hidup berjalan lebih cepat?
Kemungkinan besar alasannya bukan itu.
Secara umum, orang-orang zaman sekarang justru bekerja lebih sedikit dibanding mereka yang hidup 100 tahun yang lalu. Tidak ada bukti yang jelas laju kehidupan menjadi semakin cepat.
Jika bukan karena jam kerja yang meningkat atau tempo hidup yang semakin cepat, apa yang berubah? Jawabannya: Berbagai lembaga dan institusi sosial yang dulu mengatur waktu kita telah lenyap.
Bayangkan saja, pada 1950-an, apa yang rata-rata dilakukan orang Amerika atau Kanada pada Minggu pagi? Mereka tidak menghabiskan banyak waktu memikirkan apakah mereka harus menonton Netflix di tempat tidur atau pergi makan siang. Satu-satunya pilihan bagi banyak orang adalah pergi ke gereja.
Tentu saja, Netflix kala itu belum ada. Orang-orang tak perlu berpikir keras kapan sebaiknya mereka menonton acara favorit mereka – jadwal televisi telah mengatur waktu penayangan tontonan tersebut. Kamu tidak bisa begitu saja menonton acara TV yang kamu inginkan kapan pun kamu mau.
Sama halnya dengan janjian makan malam: Kamu harus berada di meja makan tepat waktu, bila tidak, akan ada konsekuensi yang harus dibayar. Sekarang, tradisi makan malam bersama keluarga seakan telah menghilang.
Seringkali banyak dari kita merasa galau menentukan kapan harus mencuci pakaian. Puluhan tahun lalu, orang-orang di Barat sudah punya jawaban yang jelas: Senin adalah hari mencuci. Jadwal tersebut seakan menjadi norma di masa itu.
Zaman dahulu juga orang-orang hanya dapat berbelanja selama jam kerja. Sementara hari ini, berkat Amazon dan platform belanja online lainnya, kamu dapat membeli apa pun yang kamu inginkan sepanjang waktu, sepanjang tahun.
Baca juga: Kaum Menunda-nunda Sedunia, Bersatulah: Kamu Belum Tentu Pemalas
Kebebasan untuk Atur Waktu Kita Sendiri
Poinnya cukup jelas – di masa lalu, waktu individu diatur oleh masyarakat, pemerintah, agama, keluarga, dan banyak institusi sosial lainnya.
Tidak hanya institusi, tetapi juga faktor biologis: Kondom dan alat kontrasepsi lainnya telah ada sejak lama, tetapi belum digunakan secara luas hingga akhir-akhir ini.
Kamu mungkin bertanya-tanya bagaimana kontrasepsi memengaruhi manajemen waktu kita. Saya sangat menyarankanmu menonton acara 16 and Pregnant di MTV. Acara ini menggambarkan bagaimana menjadi orang tua membuat kita merasa semakin tertekan oleh waktu dan membuat kebebasan diri kita berkurang, terutama untuk ibu; risiko kehamilan yang tidak direncanakan dapat menambah kekhawatiran secara drastis.
Hari ini, kita memiliki lebih banyak kebebasan daripada mereka yang hidup di zaman dulu untuk mengatur waktu dengan cara yang paling sesuai untuk kita. Kita patut berterima kasih kepada kemajuan teknologi dan pelonggaran norma sosial, yang sulit terjadi di masa lalu.
Inilah waktu yang tepat untuk benar-benar hidup!
Namun, kebebasan tersebut juga membawa beban baru: Kita sekarang bertanggung jawab untuk mengatur waktu kita sendiri, bukan hanya mengikuti aturan yang ditetapkan institusi seperti keluarga atau agama yang mendikte cara untuk menghabiskan hari-hari kita.
Inilah salah satu alasan mengapa kebanyakan orang zaman sekarang memiliki kalender, daftar tugas, dan alat manajemen waktu pribadi lainnya. Pada 1920-an, alat manajemen waktu pribadi jauh lebih langka.
Manajemen waktu mungkin terasa lebih mudah beberapa dekade lalu, di saat waktu individu dikelola oleh faktor eksternal. Mereka tidak perlu terus-menerus memikirkan apa yang harus mereka lakukan selanjutnya, atau bagaimana memprioritaskan tugas mereka. Hari ini, keputusan-keputusan tersebut sepenuhnya ada di pundak kita.
Baca juga: Tren Kaum Rebahan: Ada Pemberontakan, Ada Kenikmatan
Tetap Saja, Ini Waktu yang Menyenangkan untuk Hidup
Jangan putus asa. Dengan semua kebebasan ini, kita punya kesempatan untuk melakukan hal-hal dengan cara kita dan menjalani hidup persis seperti yang kita inginkan. Setidaknya, kondisi ini jauh lebih enak daripada yang dialami kakek-nenek kita yang tidak memiliki kebebasan waktu. Ini hal yang sering kita anggap remeh.
Jadi, meskipun manajemen waktu mungkin menjadi lebih sulit, peluangmu untuk hidup sesuai selera lebih besar dari sebelumnya. (Tentu saja dengan asumsi kamu cukup beruntung tinggal di negara dengan kebijakan publik yang menjamin kualitas hidup (wellbeing) para warga, termasuk mengelola waktu secara berkualitas).
Bagaimanapun, ini adalah tujuan akhir dari manajemen waktu. Tujuannya bukan efisiensi, produktivitas, atau menyelesaikan sesuatu, melainkan kemampuan untuk menjadikan jadwal kita sebagai cerminan dari nilai, keyakinan, dan filosofi kita. Manajemen waktu memungkinkan kita untuk menyusun hidup kita seperti yang kita inginkan.
Manajemen waktu di masa kini menjadi lebih menantang daripada sebelumnya, namun perubahan ini bisa jadi lebih bermanfaat. Aspek yang hilang terkait kemudahan dan rutinitas yang dahulu ada, dapat ditebus dengan kemampuan untuk menciptakan hidup kita dengan cara kita sendiri. Itu adalah pengorbanan yang sangat menguntungkan buat kita.
Artikel ini pertama kali diterbitkan oleh The Conversation, sumber berita dan analisis yang independen dari akademisi dan komunitas peneliti yang disalurkan langsung pada masyarakat.
Opini yang dinyatakan di artikel tidak mewakili pandangan Magdalene.co dan adalah sepenuhnya tanggung jawab penulis.
Comments