Jelas banyak perubahan yang terjadi ketika kita menjadi orang tua tunggal. Tidak hanya soal pengasuhan dan perawatan anak, hal ini juga akan memengaruhi kondisi finansial, apalagi jika urusan finansial anak dan keluarga bergantung pada kita sendiri.
Banyak dari orang tua tunggal yang harus memenuhi kebutuhan anak sembari memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di saat orang tua lain sedang beristirahat, banyak dari kita yang harus mengerjakan pekerjaan tambahan, agar dapat memenuhi seluruh keperluan keluarga.
Di balik seluruh kerja keras dan tenaga yang kita kuras, kebebasan finansial mungkin menjadi hal terakhir yang kita pikirkan. Yang penting bisa memenuhi biaya sehari-hari saja, kan. Namun, sebenarnya mencapai kebebasan keuangan bagi orang tua tunggal bukanlah hal yang tidak mungkin.
Menjadi orang tua tunggal dan bebas keuangan adalah hal yang berkesinambungan dan sangat mungkin terjadi. Berikut adalah cara-cara yang dapat dilakukan orang tua tunggal untuk mencapai kebebasan finansial.
-
Kontrol Keuangan Orang Tua Tunggal
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengontrol keuangan kita. Jangan biarkan uang yang mengontrol kita. Mulailah dengan mengetahui anggaran bulanan, total pendapatan serta total utang yang dimiliki.
Kemudian, lakukan rekapitulasi terhadap anggaran tersebut, dan carilah pos pengeluaran yang dapat dikurangi atau disubstitusi.
Baca juga: Anak Bukan Investasi, Cegah Kesalahan Finansial Orang Tua
Setelah itu, hitung utang termasuk kredit atau pinjaman, dan fokuskan keuangan kita untuk membayar utang dan pinjaman tersebut.
Mengontrol anggaran dan pengeluaran akan membantu kita mengerti ke mana larinya uang kita. Kita pun dapat melakukan penyesuaian terhadap pengeluaran, seperti menentukan prioritas, mengurangi, atau fokus terhadap hal yang lebih penting. Aplikasi-aplikasi keuangan daring bisa membantu kita dalam hal ini.
-
Bantu Anak untuk Mengerti
Salah satu hal yang mungkin menghalangi orang tua tunggal dari kebebasan keuangan adalah anak kita. Setiap anak pasti memiliki keinginannya sendiri, namun bukan berarti segalanya harus dituruti.
Tidak 100 persen menuruti keinginan anak tidak menjadikan kita orang tua yang buruk.
Jangan takut untuk jujur dan terbuka dengan anak mengenai kondisi keuangan yang ada. Bahkan, turut sertakan mereka dalam pilihan gaya hidup yang sederhana yang masih di dalam anggaran. Berikan penjelasan ketika mereka menuntut hal yang sama dengan temannya yang mungkin berada di luar anggaran.
Hal ini juga akan membantu anak lebih menghargai uang dan akan tumbuh dengan nilai yang baik.
Baca juga: Pakai Jasa ‘Financial Planner’, Perlukah?
-
Susun Rencana untuk Menambah Penghasilan
Mengatur rumah tangga, mengurus anak, dan mencari penghasilan sudah menyita waktu, dan hampir tidak ada sisa waktu menyusun rencana dan mengembangkan diri sendiri.
Namun sebenarnya, hal ini cukup penting untuk masa depan yang lebih cerah. Tentu kita tidak ingin hidup kita monoton dan harus terus-terusan pusing dengan masalah keuangan.
Menambah ilmu baru, khususnya untuk perempuan pekerja, sangat krusial untuk mendapatkan posisi yang lebih baik dan penghasilan yang lebih tinggi. Bagi pemilik usaha, maka kita harus mencari cara dan menyusun rencana untuk mengembangkan bisnis. Kita juga bisa mempelajari cara berinvestasi untuk menambah anggaran
Hal-hal ini dapat membantu kita lepas dari situasi di mana anggaran kita terbatas dan kita tidak dapat memenuhi seluruh tujuan keuangan.
-
Prioritaskan Kebutuhan dan Lindungi Keluarga
Selain membayar utang, kebutuhan kita dan anak adalah hal yang utama. Jangan mengorbankan kebutuhan diri sendiri demi anak atau sebaliknya. Pastikan bahwa anggaran yang telah disusun mampu menghidupi dan memenuhi kebutuhan untuk keduanya.
Salah satu pengeluaran yang paling besar adalah pengobatan dan perawatan penyakit. Karenanya, lengkapi diri dan keluarga dengan asuransi yang sesuai. Asuransi, selain dapat bekerja sebagai perlindungan atas risiko yang mungkin menimpa Anda dan keluarga, namun dapat juga dijadikan sebagai sarana investasi.
Baca juga: Pelajaran dari Pandemi: Pentingnya Berinvestasi untuk Dana Darurat
-
Jangan Membandingkan dengan Keluarga Lain
Setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Tidak semua yang kita lihat seindah pada kenyataannya. Jangan menyabotase diri sendiri hanya karena kita tidak mampu memberikan hal yang sama pada keluarga dibandingkan dengan teman atau tetangga.
Gaya hidup bukanlah bergantung pada orang lain, melainkan pada kemampuan dan kebutuhan masing-masing. Tidak perlu merasa rendah diri dan tidak perlu malu dengan pilihan gaya hidup yang dijalankan.
Fokus pada apa yang telah dimiliki, dapat dilakukan dan telah dicapai. Hal ini akan membantu kita bersyukur dan lebih menghargai kondisi sekarang.
Artikel ini adalah hasil kerja sama Magdalene dengan finansialku.com untuk mendukung literasi keuangan anak muda dan UMKM.
Ilustrasi oleh Karina Tungari.
Comments