Perempuan dan lelaki masih belum setara di dunia kerja. Padahal dalam banyak penelitian disebutkan, perempuan jauh lebih unggul ketimbang pekerja lelaki.
Studi The University of California, Los Angeles (UCLA) pada 2019 mengungkap, pekerja perempuan lebih baik dalam merasakan penderitaan orang lain daripada pekerja pria. Empati merupakan satu kemampuan yang esensial dalam kepemimpinan dan manajemen, dan perempuan memilikinya.
Baca juga: Mengejar Karier: Antara Passion dan Realitas
Sementara, dalam laporan McKinsey & Company pada 2020, rasio perempuan yang bekerja dalam korporasi masih lebih rendah dibanding laki-laki, berlaku pada seluruh lapisan jabatan, mulai dari tingkat awal hingga manajer eksekutif. Sebanyak 47 persen perempuan duduk di jabatan tingkat awal, 38 persen perempuan memegang posisi manajer, dan hanya 22 persen perempuan menjabat sebagai manajer eksekutif. Semakin tinggi jabatan, maka proporsi perempuan yang menduduki posisi tersebut semakin kecil.
Fenomena yang sama terjadi di Indonesia. Jumlah lulusan perguruan tinggi di Indonesia yang sebetulnya hampir setara antara laki-laki dan perempuannya. Namun saat bekerja, hanya ada sekitar 20 persen posisi middle management dan sekitar 5 persen posisi CEO yang diduduki oleh perempuan. Data McKinsey pada 2018 juga menyebutkan, komposisi gender pekerja Indonesia pun menunjukkan, walau komposisi perempuan pekerja bertambah setiap tahunnya, tapi lelaki masih dominan sebesar 83,18 persen.
Baca juga: Jalan Terjal Jadi Kepala Sekolah Perempuan di Indonesia
Komitmen WEWAW
Berangkat dari ketimpangan itulah, Women Empower Women at Work (WEWAW) berkomitmen untuk fokus memberikan referensi, edukasi, dan pendampingan karier gratis bagi perempuan Indonesia.
“Masih banyak perempuan yang termakan dengan stigma dan stereotip yang menancap di masyarakat. Masih banyak pula perempuan yang terjebak dalam pemaksaan diri melalui kritik batin yang berlebihan; perempuan cenderung lebih memikirkan ketakutan akan ‘penolakan’ daripada laki-laki, sehingga mereka terlalu berhati-hati,” ujar Jessica Carla, founder WEWAW.
Mereka mengambil keputusan ketika dihadapkan dengan hasil yang belum jelas. Tidak sedikit pula yang meremehkan kekuatan mereka sendiri, akibat masih kentalnya stigma yang ada.
Karena itu, lanjutnya, WEWAW memiliki program unggulan bertajuk Mentorship WEWAW, untuk memberikan pendampingan langsung, intensif, eksklusif dan gratis selama 6 bulan, agar perempuan muda lebih percaya diri dengan potensi dan bersemangat dalam mengembangkan kualitas, kapasitas dan kapabilitas dirinya.
WEWAW telah sukses melaksanakan program mentorship sejak 2020, dengan lebih dari 500 perempuan Indonesia yang mendaftarkan diri, yang menghasilkan 34 lulusan mentee. “WEWAW bukan hanya memberikan dampak secara profesional dan pada apa yang aku pikirkan, namun WEWAW juga membawa dampak pada caraku mengolah perasaan,” imbuh Renata Tania, perempuan yang bekerja sebagai Marketing Management Trainee di perusahaan multinasional itu.
Mengusung tema Adapt to Escalate, WEWAW ingin memberikan pendampingan agar perempuan Indonesia mampu bergerak maju mencapai misinya. Mentorship Angkatan ke-3 WEWAW sendiri menghadirkan 14 sosok mentor dengan latar belakang beragam guna menyasar sektor industri yang lebih luas. Fokus WEWAW adalah memberikan pemerataan akses edukasi, khususnya bagi perempuan muda yang berada di luar Jabodetabek. Tak hanya karier dan bisnis, tapi juga isu kesehatan mental yang memainkan peranan besar dalam menentukan cara berpikir, berperilaku, hingga pengambilan keputusan seseorang.
Baca juga: Kerap Dinomorduakan, Karier Perempuan Minim Harapan
Kegiatan Mentorship WEWAW ini dilakukan secara daring, bersama para mentor berpengalaman. Di antaranya, Esvy Octaviniant (Communication Strategist & Community Enthusiast), Nada Arini (Sociopreneur & Co-founder Sustainable Indonesia), Cahya Sisca (Strength-Conditioning Coach & Sport Influencer), Adelia Theresia (Senior Category Manager/Marketing Manager di Kalbe Consumer Health), Widya Cahaya (Audit Manager di BRI), Mutia Rachmi (Blockchain Consultant & Founder-Back2Our), Sarah Diana Oktavia (Founder Roti Eneng & Suka Indonesia Foundation), Citra Moeins (Fashion Director & Consultant), Sarah Jane (Founder Mangulosi), Vanessa Paramitha (Dokter Gigi Spesialis & Pemilik Periostate), Mita Evianti (Human Capital Practitioner di Pertamina), Nadya Theresia Sihombing (Legal Counsel), Syutra Permatasari (Commercial Director di MENA On Device Research), dan Natasha Tjhin (Sr. Admissions Officer di The University of Sydney).
Pendaftaran Mentorship WEWAW Angkatan 3 ini akan dibuka 1-15 November 2022 dengan cara mengisi tautan pada bit.ly/wewawmentorship3.
Comments