Perempuan masih saja menghakimi perempuan lain soal pilihannya untuk berhijab atau tidak, atau apakah hijabnya cukup syar’i.
Alasan perempuan memakai cadar dapat dipahami, sementara larangan pemakaiannya tidak masuk akal.
Meski saya mengerti bahwa jilbab bukan sebuah kewajiban, saya masih memakainya sampai sekarang.
Ada sekelompok laki-laki di Indonesia yang senang crossdressing atau memakai pakaian perempuan, khususnya hijab.
Di rata-rata sekolah negeri di Bangkinang, Riau, semua siswi berhijab apa pun agamanya dan tidak ada pelajaran selain Islam di sekolah.
Betapa sebagian dari perempuan tidak pernah diberi kesempatan untuk memilih bagaimana kita berpakaian sejak kita kecil.
Bias kelas sosial muncul dalam cara berhijab di tengah masyarakat yang semakin konservatif.
Saya dan sahabat yang kini bercadar sesungguhnya sedang berusaha saling menyelamatkan menurut keyakinan Islam versi masing-masing.
Adalah suatu kemunduran jika kita mengukur keimanan dan ketakwaan diri hanya berdasarkan pada simbol-simbol yang melekat pada tubuh perempuan.
Tren peningkatan pemakaian hijab menjadi peluang bisnis pakaian yang sangat menggiurkan.