Langkah pengelolaan perencanaan keuangan dapat dipraktikkan sedini mungkin, tapi usia 20-30 tahun adalah periode paling penting dalam membangun fondasi keuangan. Memang lintasan hidup orang berbeda-beda, tapi secara umum dalam 10 tahun ini akan ada banyak tonggak waktu penting dalam kehidupan kita, seperti lulus kuliah, mulai bekerja, membangun usaha, atau menikah dan punya anak.
Intinya, akan banyak perubahan dalam hidup dan sangat berhubungan dengan keuangan.
Tentunya kamu harus mempersiapkan fondasi keuangan baik terkait penghasilan maupun literasi dan perencanaan keuangannya, agar tidak salah langkah di kemudian hari.
Sebelumnya, kita harus sadar dulu kalau uang adalah tanggung jawab kita untuk dikelola, tidak peduli seberapa besar atau kecil nominalnya. Terutama buat kita yang baru merintis, jangan kecil hati, saat kita setia dengan hal kecil, hal besar akan ditambahkan.
Berikut ini langkah-langkah pengelolaan perencanaan keuangan agar kondisi keuangan kita sehat.
-
Cashflow Management
Hal dasar yang harus diketahui adalah pengelolaan aliran uang alias cashflow management. Pastikan pemasukanmu lebih besar dari pengeluaranmu, jangan terbalik ya. Hal ini terdengar sangat sederhana tapi lumayan sulit untuk diterapkan. Terutama di era yang serba digital di mana “dunia ada dalam genggaman tanganmu (baca: kartu kreditmu)”.
Hidup kita jadi tidak lepas dari online shopping, e-commerce, diskon promo aplikasi, dompet digital, dan sebagainya. Contoh sederhana, misalnya kita enggak ada rencana beli kopi, tapi karena ada promo diskon di aplikasi, akhirnya kita beli. Nah ini baru kopi, belum yang lainnya, yang bukan mendorong kita berhemat tapi malah menambah pengeluaran yang tadinya enggak ada jadi ada.
Jadi, ada baiknya mulai saat ini kamu membuat rencana pengeluaran di awal dan buat pos-pos pengeluaran terlebih dahulu. Catat semua pengeluaran bulanan, bisa dengan aplikasi-aplikasi yang mudah ditemukan di internet.
Baca juga: 5 Cara Hasilkan Uang Tambahan untuk Mahasiswa
-
Jaring pengaman
Dalam dunia perencanaan keuangan, safety net alias jaring pengaman ini sudah sangat ditekankan. Jaring pengaman ini gunanya untuk menjadi bemper yang akan melindungi kita kalau terjadi keadaan darurat, misalnya jatuh sakit, PHK, atau kejadian yang tidak terduga lainnya.
Kamu bisa merealisasikannya dengan punya dana darurat di instrumen khusus seperti tabungan atau deposito sebesar 6-12 kali pengeluaran dan juga mempunyai asuransi. Pastikan juga bahwa kamu memilih produk asuransi yang tepat dan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan.
-
Realisasikan tujuan keuanganmu
Banyak dari kita di usia 20-30 tahun mempunyai berbagai macam tujuan keuangan, tapi sedikit dari kita yang betul-betul merencanakan dengan serius. Salah satu cara merencanakan keuangan dengan serius adalah menghitung tujuan keuangan kita dengan angka yang tepat, agar jadi mudah dicapai.
Misalnya, impian untuk membeli rumah senilai Rp500 juta, apabila mau kredit, misalnya DP 30 persen, artinya dana yang dibutuhkan adalah Rp150 juta. Dengan gaji Rp10 juta/bulan, maka kita harus membuat perencanaan agar bisa memperhitungkan, untuk waktu sekian lama, kita harus menyisihkan uang berapa banyak dan diinvestasikan di mana agar tujuan yang kita tetapkan dapat tercapai.
Apabila ada kesenjangan antara jumlah yang harus disisihkan dengan penghasilan kita, maka kita jadi tahu, berapa pendapatan yang hendak kita tuju, dan pastinya bakalan bikin kita jadi tambah semangat untuk bekerja. Cobain, deh!
-
Keajaiban compound interest
Grant Sabatier dalam bukunya Financial Freedom menjelaskan bahwa semakin muda usia kita, akan semakin banyak waktu untuk uang kita berkembang. Compound interest merupakan metode investasi dengan menggulungkan pendapatan investasi secara terus menerus bertahun-tahun.
Baca juga: 6 Cara Hidup Hemat Anak Kos Tanpa Harus Telan Obat Maag
Misalnya saat ini kita membuka deposito sebesar Rp20 juta dengan bunga 5 persen per tahun. Dalam waktu 10 tahun, uangmu akan berkembang menjadi Rp30 juta, dalam 20 tahun menjadi Rp60 juta, dalam 30 tahun menjadi Rp90 juta, dan seterusnya.
Jadi, semakin panjang waktu yang kita miliki untuk berinvestasi, maka semakin banyak kesempatan uang kita akan berkembang dan berguna untuk kepentingan kita di masa depan, misalnya untuk dana persiapan hari tua.
-
Jangan lupa evaluasi
Semua perencanaan keuangan harus dievaluasi secara berkala. Misalnya setiap satu, tiga, atau enam bulan sekali, kita harus melihat relevansi perencanaan yang kita buat. Contohnya, apakah dengan kondisi saat ini cocok untuk investasi di saham atau di obligasi, apakah sebaiknya dilakukan pergantian instrumen?
Selain itu, misalnya dalam hal asuransi, pada waktu lajang mungkin kita tidak terpikir untuk membeli asuransi jiwa. Tapi setelah menikah, sebaiknya kita langsung membeli asuransi jiwa karena kita bukan lagi menanggung diri sendiri tapi juga menanggung keluarga kita. Jadi apabila ada risiko, tentunya asuransi yang akan memberikan manfaat untuk keluarga kita. Maka dari itu, evaluasi berkala sangat penting dilakukan untuk menjaga relevansinya.
Perencanaan keuangan juga dapat dilakukan bersama-sama dengan pasangan apabila kamu sudah atau akan melangsungkan pernikahan. Karena setelah menikah, tentunya keuangan kalian akan menjadi satu dan perlu didiskusikan terlebih dahulu agar meminimalkan konflik di kemudian hari.
Satu lagi yang paling berharga untuk kita di usia 20-30 tahun adalah waktu, karena tidak dapat diulang kembali. Jadi, lebih baik kita meluangkan sedikit waktu buat belajar dan merencanakan keuangan kita daripada suatu saat mengalami masalah dan harus mundur beberapa langkah.
Artikel ini adalah hasil kerja sama Magdalene dengan finansialku.com untuk mendukung literasi keuangan anak muda dan UMKM.
Comments