SURAT TERBUKA UNTUK KEPALA KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA
Yth. Jenderal Tito Karnavian
Pada 19 Oktober 2017, BBC Indonesia menerbitkan wawancara dengan Bapak Tito Karnavian, yang isinya antara lain memuat pernyataan Bapak bahwa terkadang polisi harus bertanya kepada korban, apakah merasa baik-baik saja setelah diperkosa dan apakah selama pemerkosaan merasa nyaman. "Pertanyaaan seperti itu yang biasanya ditanyakan oleh penyidik sewaktu dalam pemeriksaan, untuk memastikan, apakah benar korban diperkosa atau hanya mengaku diperkosa, untuk alasan tertentu," jelas Bapak dalam wawancara tersebut.
Kami dari tim #MulaiBicara sangat khawatir dengan pernyataan tersebut. #MulaiBicara adalah sebuah kampanye yang beberapa tahun terakhir antara lain berusaha mengajak korban kekerasan untuk berani menyampaikan apa yang dialami mereka. Berani menyampaikan pada orang lain, keluarga terdekat, teman, orang tua bahkan penegak hukum agar tidak ada lagi yang menjadi korban kekerasan seksual. Agar ibu, kakak dan adik perempuan, keponakan perempuan, bahkan anak perempuan kita mulai bicara dan tidak diam, supaya mereka yang mengalami kejahatan dan kekerasan seksual dapat memperoleh dukungan dan bantuan yang semestinya. Supaya orang-orang tidak lagi menyalahkan kami, perempuan sebagai penyebab terjadinya kejahatan tersebut.
Kami ada bagi mereka yang hampir kehilangan harapan untuk melanjutkan hidupnya, mereka yang terenggut masa depannya dan melewati harinya dibalut rasa takut. Bapak Jenderal yang menjadi pelindung kami, mohon sekiranya Bapak hargai perasaan kami, teman-teman kami para korban.
Percayalah, Pak, perjuangan mereka tidak pernah usai. Hari-hari mereka dijalani sedemikian rupa dengan mencari celah untuk bangkit, memupuk kepercayaan diri bahwa keadilan ada bersama mereka, bahwa mereka juga berhak atas perlindungan. Sangat sulit bagi teman-teman yang mengalami kekerasan seksual dan pemerkosaan untuk mendapatkan perlindungan hukum hingga keadilan.
Pak Tito, jika berkenan, temuilah kami yang bekerja berdampingan dengan teman-teman yang pernah mengalami berbagai bentuk kekerasan seksual, termasuk pemerkosaan. Duduklah bersama kami. Satu, dua cangkir kopi rasanya tak cukup untuk menceritakan kepedihan yang mereka rasakan. Akan kami suarakan sekam amarah dan luka mereka yang terpendam. Temuilah kami, karena kami bisa bersaksi bahwa tidak pernah ada yang merasa “nyaman” ketika harga diri dikoyak, kemudian dibalut rasa bersalah, dipersalahkan dan dipinggirkan oleh hukum. Tidak perlu mengalami luka itu untuk bisa memahami pedihnya dilecehkan, dihina, bahkan diperkosa.
Bolehkah kami meminta, di sela-sela waktu Bapak, untuk membicarakan apa yang bisa kita lakukan bersama untuk membantu mereka, melindungi mereka, dan membangkitkan kembali semangat hidup mereka? Karena tidak ada yang pernah meminta diperkosa, dan tidak ada yang pernah menginginkan untuk menjadi korban kekerasan seksual.
Jakarta, 19 Oktober 2017
Salam Hormat,
Tim #MulaiBicara
#MulaiBicara adalah kampanye bersama yang diinisiasi oleh Yayasan Lentera Sintas Indonesia, Change.org, Magdalene.co and Campaign.com. Kampanye ini mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk aktif mengambil peran dalam mendukung penyintas kekerasan seksual, menghentikan maupun mencegah kekerasan seksual atas nama para penyintas. Harapan kampanye ini supaya kasus kekerasan seksual tidak lagi menyalahkan penyintas dan isu ini tidak lagi tabu untuk dibicarakan.
Narahubung:
Wulan Danoekoesoemo (Lentera Sintas Indonesia) 08111060772
Comments