Kena COVID-19 dan harus isolasi mandiri (isoman) sangat tidak enak. Saya paham sekali ini. Tidak banyak aktivitas yang bisa kita lakukan selain tiduran, makan, dan olahraga. Ketika saya kena COVID-19 Desember silam, yang saya lakukan sehari-hari adalah “tenggelam dalam dunia lain” supaya penyakit tidak begitu menyiksa. Grey’s Anatomy menjadi medium pelarian ampuh saat itu. Dengan musim yang banyak, saya menghabiskan 8 sampai 10 episode setiap harinya. Ketika sembuh, saya sudah sampai di musim ketujuh. Tanpa sadar, saya sudah jadi bagian teman Meredith Grey.
Salah satu genre yang menarik untuk menemani isoman (atau kalau kamu butuh bahan tontonan, tulisan ini tidak se-eksklusif itu) adalah murder mystery. Alasannya? Dramanya yang nendang, bakal bikin kamu lupa apapun hal buruk yang dirasakan sekarang. Sejelek-jeleknya murder mystery, mereka tetap berhasil membuat kita relatif terhibur.
Baca Juga: Derita Anak Kos yang Terinfeksi Covid-19
Tidak ada yang bisa menandingi HBO dalam membuat murder mystery. Bahkan dengan Netflix sebagai kompetitor utama (dan juga beberapa streamer lainnya), HBO masih menjadi nomor satu dalam urusan kualitas. Mungkin karena ia masih tradisional di mana penonton harus menunggu setiap minggu untuk mencicipi episode terbarunya. Mungkin juga karena HBO mau merogoh kocek dalam-dalam, sehingga semua produksinya kelihatan mahal dan mentereng. Namun yang jelas, serial murder mystery yang saya akan tulis di sini semuanya tokcer, menggigit, dan dijamin bikin isoman kamu jauh lebih menyenangkan. Sudah siap? Let’s go!
-
Mare of Easttown
Mare of Easttown baru saja dirilis beberapa bulan lalu dan langsung mendapatkan pujian dari mana-mana. Kalau tidak percaya, cek saja nominasi Emmy Awards tahun ini. Miniseri yang satu ini banjir nominasi.
Cerita Mare of Easttown cukup sederhana. Mare yang diperankan oleh Kate Winslet adalah detektif yang tinggal di sebuah kota kecil. Dulunya dia adalah atlet sekolah. Karena tinggal di kota kecil, Mare kenal dengan semua orang yang ada di kotanya. Suatu hari, seorang gadis di kotanya ditemukan tewas di sebuah sungai. Tentu saja semua orang menjadi tersangka, termasuk mantan suaminya yang tinggal di seberang rumah.
Banyak hal yang membuat Mare of Easttown asyik untuk diikuti. Yang pertama jelas ceritanya yang menggigit. Selama tujuh episode, kamu akan diajak untuk menyelami semua karakter yang ada di sekitar Mare dengan lebih dalam. Investigasi yang ada dalam miniseri ini tidak hanya soal pembunuhannya tapi juga soal orang-orangnya. Siapa mereka? Apa masa lalu mereka? Bagaimana keadaan mereka sekarang? Apa relasi mereka dengan korban? Apakah mereka punya motif? Semakin Mare of Easttown mengeksplorasi hubungan Mare dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, semakin menggigit serial ini. Kejutan demi kejutan bermunculan (tidak akan ada yang bisa menyiapkan kamu untuk episode 5).
Dengan casting dan presentasi audio visual yang ciamik (sinematografinya oke, editingnya mantep), Mare of Easttown terasa benar-benar mengikat. Apalagi kalau kamu menontonnya pelan-pelan. Keputusan pembuatnya untuk membuat miniseri ini separuh murder mystery, separuh character study, menjadikan Mare of Easttown sangat berkesan. Bersiaplah untuk menyiapkan tisu karena ending-nya benar-benar mengharukan.
Baca Juga: ‘Perempuan Tanah Jahanam’: Kemiskinan sebagai Sumber Horor
-
Sharp Objects
Sharp Objects diadaptasi dari novel Gillian Flynn, orang yang bertanggung jawab atas Gone Girl. Dari sini, kamu mungkin sudah bisa menebak, miniseri yang satu ini akan mempunyai protagonis yang tidak hanya kompleks tapi juga luar biasa broken. Amy Adams berperan sebagai Camille Preaker, jurnalis yang tidak hanya alkoholik tapi juga cutter. Sekujur tubuhnya penuh dengan tulisan-tulisan yang dibuat dengan… you guessed it: Sharp Objects. Camille diutus bosnya untuk pulang ke kampung halamannya di Wind Gap untuk meliput kasus pembunuhan gadis gadis cilik yang misterius.
Di antara semua murder mystery, mungkin Sharp Objects yang paling eksperimental dan tidak peduli dengan murder mystery-nya itu sendiri. Bukannya murder mystery-nya tidak mendapatkan porsi yang besar. Porsi murder mystery-nya besar dan cukup dominan, tapi bagian pembunuhan gadis-gadis cilik itu hanyalah sebuah cover untuk penonton memasuki psyche karakter utamanya. Anda diajak untuk menelaah kenapa Camille Preaker benar-benar broken.
Dengan nuansa gothic yang kental, Sharp Objects dengan sempurna menempatkan penonton ke dalam headspace karakter utamanya yang jarang sober. Mana yang realitas, mana yang memori, mana yang halusinasi bercampur jadi satu. Penyuntingan yang agak aneh ini membuatnya menjadi unik. Setiap kali penonton diberi petunjuk apa yang mungkin terjadi, tragedi terjadi. Begitu terus sampai akhirnya Anda sampai di sebuah konklusi yang tidak hanya menggetarkan jiwa sang protagonis tapi juga kamu. Cara paling asyik untuk menikmati Sharp Objects adalah dengan tidak mencari informasi tentang ceritanya sama sekali dan tenggelam dengan kisahnya. Bersiaplah untuk memasuki tornado.
-
The Night Of
Naz (Riz Ahmed) adalah mahasiswa yang ada di tempat dan waktu yang salah. Setelah meminjam taksi bapaknya, dia bertemu dengan seorang mahasiswi. Keduanya bersenang-senang. Ketika Naz bangun dia melihat si gadis sudah terbunuh dan dia tersangka utamanya. Masalahnya, Naz sama sekali tidak ingat apa yang dia lakukan semalam.
Baca Juga: 6 Drakor Misteri Terbaik yang Seru dan Menegangkan
The Night Of adalah murder mystery yang mood-nya sudah kelam dari awal episode dimulai. Pembuatnya mencoba untuk membuat suasana menjadi light dengan membuat karakter detektif yang diperankan John Turturro agak sedikit komikal dengan tapi itu pun tidak cukup untuk membuat The Night Of menjadi ringan. The Night Of adalah satu-satunya yang mempunyai karakter utama seorang imigran dan penonton langsung diajak bagaimana sosok Naz yang berdarah Pakistan-Amerika menjadi tersangk pembunuhan. The Night Of tidak berhenti sampai dis ana. Ia mengajak penonton untuk melihat apa yang terjadi ketika mahasiswa baik-baik masuk ke dalam penjara dan harus menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Jadi ketika Naz akhirnya menjadi sosok yang tidak lagi innocent, siapa yang perlu disalahkan? Sistem atau ini memang sudah menjadi jalannya?
-
Big Little Lies (Season 1)
Dari semua murder mystery yang ada di daftar ini, Big Little Lies adalah yang paling glossy. Semua pemainnya aktris-aktris Hollywood kelas A. Reese Witherspoon, Nicole Kidman, Shailene Woodley, Zoe Kravitz, dan Laura Dern.
Misteri yang ada di Big Little Lies mungkin tidak sepenting Mare of Easttown atau The Night Of. Namun, ia menjadi sebuah latar yang menarik untuk investigasi atas female friendship. Tema yang satu ini jarang sekali dibahas dengan seseru ini tanpa kehilangan esensinya. Selain topik female friendship yang kompleks, Big Little Lies juga membahas soal toxic relationship dan abusive relationship tanpa tedeng aling-aling. Awal-awal ia memang menawarkan sebuah hura-hura khas Hollywood yang memabukkan. Semakin berjalan, semakin gelap miniseri ini. Namun, jangan khawatir, meskipun dark Big Little Lies akan membuat Anda tersenyum bahagia di frame terakhirnya.
-
True Detective (Season 1)
True Detective musim pertama adalah satu-satunya murder mystery yang paling maskulin di daftar ini. Bahkan saking maskulinnya, kadang kala ia terasa agak toksik. Caranya menggambarkan perempuan agak membuat merinding karena ia memandang perempuan seperti objek. Ini menurut saya menarik karena cara bertutur True Detective sesuai dengan tesis yang sedang ia sampaikan. Ini adalah bagaimana laki-laki toksik memandang perempuan. Ada alasan kenapa mayat-mayat perempuan ini tidak pernah dilaporkan ke pihak berwajib. Ada alasan kenapa mereka semua tidak pernah benar-benar serius diinvestigasi oleh para pihak berwenang.
Dengan penampilan kedua aktor utamanya yang memikat (tidak ada duo yang lebih baik dari Matthew McConaughey dan Woody Harrelson) dan visualnya yang luar biasa sinematik, murder mystery yang satu ini benar-benar menghipnotis dari awal sampai akhir. Misterinya benar-benar kuat. World building-nya meyakinkan. Ketika ia berbicara tentang mitologi serial killer-nya, kamu akan bersyukur ini semua hanya fiksi.
Semua serial yang ada di daftar ini dapat disaksikan di HBO Go
Comments