Sejak tayang perdana 17 Oktober 2020, drama Korea Start-Up terus menarik perhatian. Kisah anak muda mengejar impian yang berbumbu kisah cinta segitiga yang mengaduk-aduk perasaan ini begitu viral. Tidak hanya di Korea, tapi juga di Indonesia dan Filipina.
Hampir setiap minggu, jagat online terasa riuh rendah dengan para penonton yang nge-ship karakter masing-masing. Ship atau shipping adalah istilah untuk memasangkan idola mereka dengan pasangan yang dianggap cocok.
Ada empat tokoh utama dalam Start-Up: Para perempuan CEO yaitu kakak beradik Won In Jae (Kang Ha Na) dan Seo Dal Mi (Bae Suzy); programmer jenius Nam Do San (Nam Joo Hyuk) dan manajer keuangan Venture Capital (VC) Han Ji Pyeong (Kim Seon Ho).
Namun, hanya konflik cinta segitiga yang berpusat pada Ji Pyeong, Do San, dan Dal Mi yang memunculkan perang di kolom komentar media sosial. Kubu pasangan Ji Pyeong-Dal Mi (JIDAL), dan kubu Do San-Dal Mi (DODAL) bertarung dengan sengit.
Kubu pembela Ji Pyeong lebih dominan karena pesona karakter ini terus menguat. Dari sebuah pemilihan yang diselenggarakan situs terbesar Korea Selatan, Naver, 81 persen suara memilih Ji Pyeong untuk bersanding dengan Dal Mi dan sisanya berpihak pada Do San.
Baca juga: Ini Satu Alasan Lagi Mengapa Harus Menonton Drama Korea
Sejak episode pertama, Ji Pyeong yang memiliki karakter tsundere (ketus di luar, hangat di dalam) sudah memikat hati penonton. Ia sosok yang siap menyokongmu dari belakang, profesional, penuh perhatian meski dari kejauhan, tampan, mapan, dan berhati hangat.
Bahkan latar belakang Ji Pyeong yang harus berjuang sendiri (karena ia yatim piatu dan harus keluar dari panti asuhan tanpa pernah sekalipun diadopsi) betul-betul menumbuhkan simpati. Para penonton membedah karakter Ji Pyeong lewat teori golongan darah, stereotip rasi bintang, hingga teori bahasa kasih. Setiap gestur dan ucapannya dianggap konsisten sebagai pemilik golongan darah A yang memiliki bahasa kasih melayani. Inilah sosok bucin (budak cinta) dalam casing sok enggak pedulian.
Second Lead Syndrome (SLS) pun melanda. SLS adalah istilah ketika second lead male lebih disukai daripada aktor pemeran utama. SLS terakhir yang menimbulkan perang kubu adalah Jungpal vs. Taek dalam drama Korea Reply 1988.
Akting Kim Seon Ho yang sebelumnya juga sukses memainkan peran sad boy dalam 100 Day of My Prince, berhasil membangun barisan pembela Ji Pyeong. Seon Ho pun kebanjiran follower baru, bertambah sekitar 1,5 juta sejak episode perdana.
Secara militan, barisan kubu JIDAl melakukan berbagai cara demi membujuk hati penulis skenario Park Hye Ryun. Apalagi syuting saat itu masih berlangsung. Harapan mereka, writernim Park Hye Ryun memberi akhir bahagia untuk Ji Pyeong. Bagi penulis yang berulang kali melahirkan drama sukses seperti Dream High hingga While You Were Sleeping, tentu tak sulit menciptakan plot twist.
Tim Ji Pyeong sebetulnya paham atas aturan utama di dunia KDrama. Jatuh cinta pada second lead drakor berarti sengaja buat patah hati, alias cari gara-gara. Namun para pengidap SLS ini mencari segala cara, termasuk membujuk writernim.
Harapan itu mencuat di akhir episode 12. Do San dan Dal Mi putus, lalu Do San pindah bekerja ke San Fransisco selama tiga tahun.
Pembela JIDAL berdebar, berharap pada episode 13 dan 14 yang tayang pada 28-29 November 2020. Apalagi cuplikan-cuplikan yang beredar menunjukkan adanya hubungan spesial antara Ji Pyeong dan Dal Mi.
Tapi, penulis Park Hye Ryun seolah mengejek dan menunjukkan bahwa penguasa KDrama Land sesungguhnya adalah penulis skenario, bukan penonton.
Ji Pyeong yang dikisahkan sudah naik pangkat jadi direktur digambarkan seolah tak membuat pergerakan berarti. Tiga tahun mereka beraktivitas dalam satu gedung yang sama, Ji Pyeong cuma sebatas dapat ajakan main kartu Go-Stop bersama keluarga Dal Mi di Hari Raya Chuseok dan membuat sate.
Baca juga: Drama Korea ‘When the Camellia Blooms’ Tampilkan Ragam Identitas Perempuan
Meski adegan ini terasa “domestik”, dengan adegan Ji Pyeong yang sangat dekat bersama nenek dan ibu Dal Mi, tetap saja kubu #hanjipyeong muntab. Tak sedikit yang mutung dan menyatakan diri tak mau menonton dua episode terakhir karena takut sakit hati, enggak tega sama si good boy Ji Pyeong.
Jagat online makin ramai. Sejumlah kafe di Jakarta mengikuti hype ini dengan memasang tulisan Tim Han Ji Pyeong ataupun Tim Nam Do San, semacam dukungan terbuka bagi karakter fiktif yang memesona.
Namun, bagaimanapun marahnya pembela Pak Han (sebutan warganet Indonesia untuk Ji Pyeong), drama telah selesai ditulis dan syuting telah berakhir 21 November 2020.
Teori KDrama bermunculan
Tak sabar menunggu, para pembela Pak Han yang putus asa ini berusaha menghibur diri dengan berbagai macam cara. Ada yang membuat fandom versinya sendiri, tentu dengan happy ending bagi JIDAL. Sebanyak 15 lagu soundtrack drama Start-Up yang sudah tayang bergantian digunakan sebagai latar video penuh potongan gambar menggemaskan di Tiktok ataupun YouTube.
Penonton lain mencari kode-kode di setiap episode. Forum-forum daring KDrama penuh dengan segala macam teori. Mereka menganalisis semua episode seperti layaknya tim pencari fakta mencari petunjuk penting. Setiap gestur, properti drama, bahkan latar tempat pada setiap adegan diamati baik-baik. Seperti kita tahu, kisah drama Korea memang selalu menyimpan kode-kode yang saling berkelindan di setiap episode.
Surat-surat lama Dal Mi yang diberikan Ji Pyeong kepada Do San dan tak pernah diminta kembali, hingga kalung yang melingkar di leher Dal Mi pada cuplikan episode 14 dianggap petunjuk dan fakta untuk dijadikan dasar teori.
Baca juga: Drama Korea ‘Sweet Munchies’ Seharusnya Bisa Ngehits, Sayangnya...
Adegan makan guksu (mi Korea) juga jadi perhatian. Sejauh 14 episode, ada empat adegan guksu, termasuk ketika Ji Pyeong melahap guksu kacang pinus pemberian Dal Mi, serta ketika Ji Pyeong menyatakan perasaannya sambil mengaduk guksu. Adegan ini dinilai signifikan dan dianalisis sebagai tanda pernikahan pasangan JIDAL.
Kenapa? Karena guksu, tepatnya janchi-guksu, adalah sajian khas pernikahan dan simbol usia panjang, dan ada frase populer di kalangan orang Korea. Kalau mereka tanya “Kapan nih mau ajakin kita makan guksu”, itu sama dengan, “Kapan janur kuning dipasang?”.
Teori lain, membandingkan antara pohon uang yang disimpan Ji Pyeong dan bola bisbol yang disimpan Do San. Kedua benda itu sama-sama berhubungan dengan Dal Mi, dan baik Ji Pyeong ataupun Do San pernah berusaha membuang benda-benda itu namun selalu kembali lagi. Pohon uang dimaknai sebagai sesuatu yang hidup namun ajek di tempatnya. Pohon tak bisa berpindah sendiri, toh? Sedangkan bola bisbol dimaknai sebagai sesuatu impian, harapan yang dikejar. Bola ini berguna ketika dilempar, apakah mencetak homerun atau keluar. Para pembela Pak Han memaknainya sebagai Ji Pyeong menua bersama Dal Mi dan Do San out.
Teori lain yang seru dan sungguhlah sangat nerdy, adalah membahas nasib para karakter berdasarkan nama stasiun bawah tanah Seoul. Terungkap bahwa penulis Park Hye Ryun membuat nama karakter berbasis nama stasiun bawah tanah Seoul. Berdasarkan hal tersebut, nasib pasangan JIDAL dibaca dengan cara menafsirkan jarak antara stasiun.
Karakter Ji Pyeong adalah simbol 1 persen kemungkinan, dan begitulah barisan pembela Ji Pyeong bertahan.
Tim Do San pun tak mau kalah. Setiap detail adegan, termasuk ketika Dal Mi ragu menelepon Pak Han namun batal karena telepon Do San keburu masuk, juga menjadi pembenaran: First lead never fails. It’s DODAL’s end game.
Daebak! Hanya pencinta drama Korea yang paham kelakuan ini.
Pekan ini, drama “Start-Up” akan tamat. Apa pun akhirnya, drama ini terbukti punya formula paten untuk menjadi drakor pilihan 2020: Dua bintang Hallyu (gelombang Korea) yang berpengaruh, pesona second lead male yang membuat demam SLS, para aktor kompeten, topik yang tengah digilai anak muda Korea Selatan, sekaligus bumbu cinta segitiga yang gurih dan bikin penasaran. Pun, lokasi syuting yang bisa jadi destinasi wisata, mulai dari kafe yang menyimpan rumah burung tempat Ji Pyeong dan Dal Mi bertukar surat, hingga taman Yeouido Hangang dan toko buku Arc n Book.
Drama ini masih akan tayang hingga episode pamungkas 6 Desember 2020. Nasib JIDAL, berdasar teori-teori dari pengamatan dan “cocoklogi”, barangkali sebatas 1 persen kemungkinan. Masih ngeship yang mana, JIDAL atau DODAL?
Comments