Women Lead Pendidikan Seks
November 01, 2022

Fakta dan Mitos tentang Konsumsi Alkohol yang Bertanggung Jawab

Alkohol sudah jadi bagian kekayaan kultur Indonesia sejak 700 tahun lalu. Tapi, media sering kali mengantagonisasinya, alih-alih mengajarkan cara menikmati yang bertanggung jawab.

by Magdalene
Lifestyle
Share:

Sebagaimana tradisi dan kultur di belahan dunia lain, Indonesia juga punya jenis-jenis minuman alkohol yang bermacam-macam. Kehadirannya bahkan bisa dilacak sampai 700 tahun lalu. Minuman alkohol tradisional ini bisa ditelusuri dari Sumatera hingga Timur Indonesia. 

Ada tuak, yang terbuat dari nira di Sumatera Utara; Ciu yang dibikin dari fermentasi ubi, gula Jawa, dan ragi; Air tape yang dibikin dari fermentasi ketan; Arak Bali yang dibikin dari fermentasi buah-buahan; Saguer asal Minahasa; Moke asal Flores; Sopi asal Nusa Tenggara Timur; dan Brem asal Nusa Tenggara.

Namun, untuk waktu yang lama alkohol diantagonisasi media. Kata James Morris, peneliti alkohol dan kebijakan tentang alkohol sekaligus editor di Alcoholpolicy.net, pemberitaan media sering kali hitam-putih belaka ketika bicara tentang alkohol dan alkoholisme. Ini membuat penanganan masalah-masalah yang disebabkan oleh alkohol sering kali jadi makin sulit. 

“Alkoholisme sering kali disamakan dengan ketergantungan pada alkohol, dan pelakunya punya stereotip bakal mengidapnya sampai seumur hidup,” tulis James Morris di The Guardian

“Media jarang menawarkan masalah-masalah alkohol, selain menampilkan betapa bahayanya binge-drinking (perilaku minum alkohol terus-menerus), dan di saat bersamaan melanggengkan kerangka berpikir tentang alkohol yang terlalu ‘menyederhanakan’ masalahnya,” tambah Morris.

Selain peran media yang menolak melihat permasalahan stigma alkohol secara menyeluruh, aturan tentang konsumsi alkohol bertanggung jawab masih belum maksimal. Meski Indonesia adalah salah satu negara dengan aturan konsumsi alkohol paling tinggi, penggunaan alkohol yang tercatat juga masih tinggi pula. Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 30 persen alkohol yang beredar di pasar global adalah alkohol yang tak tercatat. Paling tinggi berada di kawasan Asia Tenggara.

Penggunaan yang tidak tercatat ini yang bahaya. Salah satu dampaknya bisa meningkatkan jumlah peminum di bawah umur. Padahal idealnya batas usia yang cukup untuk bisa konsumsi alkohol adalah 21 tahun, atau sesuai dengan regulasi yang berlaku di negara masing-masing. Penelitian lain, yang ditulis Pingkan Audrine di Center for Indonesians Policy Studies, menyebut daripada fokus menekan konsumsi alkohol supaya makin rendah, ada baiknya pemerintah membuat aturan agar penggunaan alkohol lebih mudah terpantau.

“Gagal menyasar isu ini dengan bijak, cuma akan bikin angka konsumsi alkohol di bawah umur makin tinggi dan keracunan methanol di Indonesia jadi jutaan,” tulis Pingkan.

Multi Bintang, sebagai produsen bir di Indonesia merasa bertanggung jawab untuk mengedukasi kita tentang cara konsumsi alkohol yang bertanggung jawab. Ini penting, karena bisa mencegah penyalahgunaan alkohol, dan tersebarnya informasi keliru yang bisa menyebabkan kita keracunan methanol.

Di bawah ini, ada beberapa situasi tentang cara konsumsi alkohol bertanggung jawab yang perlu kamu pelajari. 

Baca juga: #LocalsUnite Tehbotol Sosro, Angkat Kreativitas Kuliner Tanah Air

1. Apakah Kita Boleh Konsumsi Alkohol Setiap Hari?

Banyak orang yang masih belum tahu batas penggunaan alkohol yang bisa kita lakukan, supaya tidak sampai pada tahap kecanduan. Sebuah studi menyarankan kita tidak minum lebih dari 2 gelas standar per hari. Penelitian lain menyebut perempuan cuma bisa konsumsi 1 gelas standar per hari. Sementara itu, kita disarankan untuk punya dua hari bebas dari konsumsi alkohol dalam seminggu dan tidak boleh mengakumulasikan konsumsi beberapa hari dalam waktu yang sama.

Perlu diingat, satu unit takaran standar minuman beralkohol bisa memiliki jumlah volume dan hitungan pengalian yang berbeda, tergantung dari jenis minumannya. Ukuran volume 1 gelas standar bir tidak sama dengan 1 gelas standar dalam minuman beralkohol jenis lain. Misalnya, dalam 1 kaleng bir 330 mili yang disebut punya 5 persen alkohol, tidak sama dengan 5 persen yang ada dalam gelas wine berukuran 180 mili.

Baca juga: Empat Perempuan Aktivis Lingkungan Buka Festival Kolaborasi WEA

2. Apa Dampak Alkohol pada Tubuh Kita?

Sudah pengetahuan umum, jika kadar alkohol di darah kita bisa memengaruhi kesadaran hingga perilaku. Namun, apa saja pengaruhnya? 

Penelitian menyebut, jika ada 0,02 persen alkohol dalam darah kita (atau setara satu gelas standar), maka kemampuan kita menilai sesuatu mulai terganggu. Muncul pula penurunan fungsi visual dan kemampuan multitasking.

Jika ada 0,05 persen alkohol dalam darah kita (atau setara 1-2 gelas standar), maka kemampuan koordinasi menurun, kewaspadaan juga menurun, perilaku berlebihan muncul, dan kesulitan mendeteksi objek bergerak.

Jika ada 0,08 persen alkohol dalam darah kita (atau setara 2-4 gelas standar), maka koordinasi otot menurun, mulai sulit mendeteksi ancaman, pengendalian kecepatan dan persepsi terganggu, konsentrasi menurun, dan kemampuan mengingat momen itu mulai turun.

Jika ada 0,08 persen alkohol dalam darah kita (atau setara 7-10 gelas standar), maka kita mulai linglung, tidak bisa jalan normal, mual dan muntah, kehilangan kesadaran, pandangan berbayang.

Itu sebabnya, saat mengonsumsi alkohol, ada baiknya kita ditemani teman atau orang terdekat yang bisa membantu saat efek ini terjadi. Selain itu, sebaiknya tidak mengonsumsi alkohol saat bekerja atau berkendara.

Baca juga: Pelumas Heydiago, Bikin ‘Happy’ Anti-Iritasi

3. Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan Tubuh untuk Menghilangkan Efek Alkohol?

Kadar air dalam tubuh sangat memengaruhi efek alkohol dalam tubuh kita. Saat tubuh dehidrasi, alkohol akan memengaruhi tubuh. Badan yang lebih ringan juga punya massa air lebih sedikit, sehingga biasanya alkohol lebih cepat beraksi. Yang perlu dipahami, satu-satunya hal yang bisa menghilangkan alkohol dalam darah kita hanyalah waktu.

Itu sebabnya, mandi ataupun minum kopi tidak bisa menghilangkan kadar atau efek alkohol. Mungkin, mandi akan bikin kita lebih segar, tapi tidak menghilangkan kadar alkohol dalam darah.

Hitung-hitungannya kira-kira begini:

  • satu gelas 500 ml bir atau cider (5 persen ABV) membutuhkan setidaknya 2,5 jam untuk meninggalkan aliran darah.
  • satu botol 330 ml bir atau cider (5 persen ABV) membutuhkan setidaknya 1.5 jam untuk meninggalkan aliran darah.
  • satu gelas 250 ml wine (15 persen ABV) membutuhkan lebih dari 3 jam untuk meninggalkan aliran darah
  • satu sloki 35 ml liquor (40 persen ABV) membutuhkan lebih dari 1.5 jam untuk meninggalkan aliran darah, double shot bisa butuh 3 jam

Selain itu, tiga poin utama dari konsep minum bertanggung jawab adalah: Dalam batas anjuran, di tempat dan waktu yang tepat, dan dengan alasan yang tepat.

Artikel ini dipersembahkan oleh Magdalene bekerja sama dengan Bintang Bijak Bersama.

MAGDALENE is an online publication that offers fresh perspectives beyond the typical gender and cultural confines. We channel the voices of feminists, pluralists and progressives, or just those who are not afraid to be different, regardless of their genders, colors, or sexual preferences. We aim to engage, not alienate.