Edisi ketiga Jakarta International Photo Festival (JIPFest) berlangsung dari 9-25 September di enam lokasi di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Pesta fotografi ini menghadirkan 15 program, 55 acara, serta 59 bintang tamu dari sembilan negara (Amerika Serikat, Belanda, Belgia, India, Indonesia, Inggris, Jepang, Norwegia, dan Singapura).
Untuk program Workshop, David Campbell asal Inggris akan memberikan pelatihan cara mengomunikasikan karya ke publik, sementara Espen Rasmussen (Norwegia) mengajarkan cara beradaptasi dengan platform digital. Didukung Japan Foundation, maestro buku foto Yumi Goto (Jepang) datang ke Jakarta untuk mengasuh kelas membuat buku foto.
Didukung Erasmus Huis, Anaïs López (Belanda) akan mengajarkan strategi menggarap cerita visual. Tahun ini, program Photo Exhibition menampilkan 26 karya fotografi dan multimedia dari 19 negara. Bertindak sebagai kurator tahun ini ialah Asep Topan, Ayos Purwoaji, dan Ng Swan Ti.
Dalam kurasi dan presentasi karya, tim kurator mengeksplorasi tema REVIVAL, sebuah tema yang merefleksikan semangat zaman ketika dunia berupaya pulih dari pandemi.
Andhika Permata, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, menyatakan apresiasinya pada JIPFest: “Disparekraf DKI menyambut edisi ketiga JIPFest sebagai bagian dari usaha pemulihan pariwisata di DKI Jakarta. Kami menyambut tokoh-tokoh fotografi dan partisipan festival yang hadir ke Jakarta dari seluruh Indonesia, juga berbagai negara lain.
Kami harap JIPFest dapat mengajak bintang tamu dan peserta festival untuk mengeksplorasi Jakarta, terutama area Blok M yang telah dilayani oleh berbagai transportasi publik. Saya berharap melalui JIPFest, fotografi akan semakin dekat dengan masyarakat, dan pelaku fotografi akan dilengkapi dengan kemampuan dan wawasan yang relevan untuk membangun subsektor ekonomi kreatif ini.”
Jumat, Sabtu, dan Minggu adalah waktunya menimba ilmu. Beragam bintang tamu akan berbagi pengalaman, membedah isu, juga berdiskusi. Seno Gumira Ajidarma misalnya, akan mengulas persilangan etika dan sejarah dalam fotografi. Nick Hannes (Belgia) akan membahas peran fotografi dokumenter dalam kritik sosial. Sementara Darwis Triadi akan bicara tentang upaya lembaga pendidikan melengkapi ekosistem fotografi.
Kemeriahan lain berlangsung tiap akhir pekan. Dalam program Festival Tour, JIPFest akan membawa publik melawat seluruh lokasi acara, termasuk menikmati pameran, sembari berwisata kuliner bersama pemandu dari Jakarta Good Guide. Khusus pencinta streetphotography, tersedia program Urban Pho to Tour bersama mentor Chris Tuarissa, Homer Harianja, Safir Makki, dan Widya Sartika Amrin.
Rizki Handayani Mustafa, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, menyambut kehadiran edisi ketiga JIPFest: “Kami menyambut JIPFest dan kontribusinya terhadap pariwisata dan ekonomi kreatif di tataran nasional. Tahun ini, JIPFest masuk daftar 100 event unggulan Kharisma Event Nusantara, yang diinisiasi Kemenparekraf sebagai usaha untuk mendukung aneka event dari 37 provinsi di Indonesia. Kami berharap penyelenggaraan JIPFest dapat mengekspos talenta dan karya dari industri fotografi di tataran internasional.”
Edisi ketiga JIPFest juga menghadirkan dua program baru: Indonesia Photo Fair dan Meet & Greet. Indonesia Photo Fair adalah marketplace khusus pemasaran photo prints dan buku foto. Program ini diharapkan bisa menjadi jembatan bagi para pelaku fotografi untuk menembus jaringan kolektor dan pasar seni.
Sementara itu, Meet & Greet adalah sesi berjejaring antara praktisi fotografi di Indonesia dan luar negeri, dengan moto “malu bicara, susah berkarya.” Cristian Rahadiansyah, Direktur JIPFest, berkata: “Edisi ketiga JIPFest diadakan di tengah proses pemulihan pandemi, dan saya harap festival ini bisa berkontribusi dalam upaya pemulihan itu. Kami memberikan wadah untuk pelaku dan pencinta fotografi untuk bertukar ilmu, ide, juga memamerkan dan memasarkan karya. Tentu saja, kami juga mengundang publik dari dalam dan luar negeri untuk berkunjung, menikmati fotografi, dan bersenang-senang di Blok M!”
JIPFest berlangsung dari 9-25 September di Kala Karya, Kala di Kalijaga, Soup N Film, Lamandau House, Taman Langsat, dan Teater Bulungan. Program Photo Exhibition, Photo Book Exhibition, dan Indonesian Photo Fair terbuka gratis untuk umum. Untuk program lainnya, publik diwajibkan melakukan reservasi. Di setiap lokasinya, JIPFest memberlakukan protokol kesehatan sesuai aturan dari pemerintah.
JIPFest bukan satu-satunya acara fotografi di September. Jakarta juga kedatangan pergelaran akbar World Press Photo Exhibition 2022 di Erasmus Huis, Kuningan, Jakarta Selatan. Pameran yang berlangsung dari 9 September-1 Oktober ini menampilkan karya-karya terpilih dari ajang World Press Photo Contest ke-65. JIPFest 2022 didukung penuh oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
Comments