Women Lead Pendidikan Seks
October 31, 2022

Yang Tidak Kita Bicarakan Tentang Penis Kita

Dari ukuran, kesehatan, ereksi organ genitalia lelaki, semua dikupas tuntas dalam Ngossek musim dua episode dua.

by Theresia Amadea, Reporter
Issues // Gender and Sexuality
Sunat Khitan Kebiri_SarahArifin
Share:

Seperti vulva dan vagina, pembahasan tentang penis juga masih cukup tabu. Padahal pembahasan ini penting supaya para lelaki paham bagaimana caranya menjaga kesehatan genitalia mereka.

Alih-alih mengurai problem esensial seputar penis, para lelaki biasanya cuma sibuk mengkhawatirkan ukuran mereka. Dalam penelitian King bertajuk Average-Size Erect Penis: Fiction, Fact, and the Need for Counseling (2021) dijelaskan, lelaki biasanya insekyur dengan ukuran penisnya karena itu berkaitan dengan kepercayaan diri.

Karena kekhawatiran itulah, sejumlah pria ingin melakukan prosedur operasi pemanjangan penis. Hal ini digadang-gadang bakal memengaruhi kehidupan seksual pria dan pasangannya. Mereka berkeyakinan, penis besar berbanding lurus dengan kepuasan seks yang tinggi. 

Faktanya, kekhawatiran itu tak beralasan. Ukuran penis nyatanya tidak berhubungan dengan kepuasan seksual. Mengutip dari buku Human Sexual Response (1966), Masters dan Johnson bilang, tak ada efek fisiologis ukuran penis pria pada kepuasan seksual perempuan.

Ngossek musim dua episode dua, mengupas tuntas mitos fakta seputar penis bersama ahli urologi dr. Anggie Novaldy.

Baca juga: 2 Sisi Mata Pisau: ‘Penis Shaming’ Sebagai Balasan Kiriman ‘Dick Pic’

Penis Sehat dan Penyakitnya

Terlepas dari ukurannya, pria justru harus sadar soal potensi penyakit yang mungkin membahayakan ia dan pasangan.

Penyakit yang bisa menyerang penis, di antaranya infeksi saluran kencing, disfungsi ereksi, penyakit menular seksual, dan lainnya. Kesamaan penyakit tersebut adalah mengganggu fungsi penis dalam aktivitas seksual, buang air kecil, dan kehidupan sehari-hari. 

Berdasarkan penuturan Anggie pada episode dua Ngossek, ada tiga ciri penis yang sehat. Pertama, penis bisa buang air kecil dengan lancar. Pada artikel Painful or Frequent Urination in Men (2020) yang dipublikasi Harvard Health Publishing dijelaskan, rasa sakit dan terbakar saat kencing bisa jadi gejala penyakit. Misalnya, penyakit infeksi saluran kencing, infeksi prostat, penyakit menular seksual, dan batu ginjal.

Kedua, penis sehat adalah penis bisa ereksi dan dipakai untuk hubungan seksual. Ada beberapa kondisi medis saat penis tidak bisa atau sakit saat ereksi. Artikel Healthline berjudul What’s Going On Down There? Recognizing Penis Problems (2018) menjelaskan soal ini.

Disfungsi ereksi adalah kondisi penis tidak bisa ereksi atau ereksi terlalu cepat. Faktor psikologis juga menjadi pemicu disfungsi ereksi. Namun, jika terjadi terus menerus dibiarkan, bisa menjadi gejala penyakit pada penis. Kondisi disfungsi ereksi yang umum adalah peyronie dan ejakulasi dini. 

Peyronie adalah kondisi penis bengkok secara tidak biasa. Kondisi ini diakibatkan oleh trauma pada jaringan parut pada penis. Ejakulasi dini adalah kondisi air mani keluar cepat saat hubungan seksual atau masturbasi.

Ciri penis sehat terakhir, kata Anggie, penis bisa mengeluarkan air mani dan sperma. Ejakulasi retrograde, adalah kondisi saat air mani dan sperma tidak keluar. Air mani malah masuk ke kandung kemih, dan keluar saat kencing. Beberapa orang menyebut kondisi ini dry orgasme.

Baca juga: Yang Ideal dari Pendidikan Seks Komprehensif Remaja

Kondisi Tubuh dengan Aktivitas Seksual

Ukuran penis memang tidak memengaruhi kepuasan seksual pasangan. Yang penting kata Anggie, adalah “permainannya” dan kondisi tubuh. Apalagi ada beberapa perempuan yang malah tidak suka ukuran penis yang besar.

“Takut sakit lah, takut mentok,” kata Anggie.

Kondisi tubuh menjadi faktor penentu pada aktivitas seksual. Penyakit, umur, kondisi psikologis bisa memengaruhi disfungsi ereksi pada pria. Di Indonesia, disfungsi ereksi populasi 20-80 tahun cukup tinggi, mencapai 35,6 persen. Menurut Nur Rasyid dari Departemen Medik Urologi FKUI-RSCM, alasan disfungsi ereksi cukup kompleks. Pada laman Fakultas Kesehatan

Universitas Indonesia dijelaskan, penyebab disfungsi ereksi, termasuk penyakit, obat-obatan, serta gaya hidup.

Baca juga: Ngobrol Asyik Seputar Seksualitas bersama Ngossek

Fakta Tentang Air Mani dan Sperma

Apakah kamu masih kerap menyamakan air mani dan sperma? Air mani merupakan cairan yang keluar dari penis yang mengandung sperma. Dalam artikel Refinery29, 13 Things You Need To Know About Semen dijelaskan, air mani adalah cairan putih yang keluar dari kelenjar prostat dan vesikula seminalis. 

Tiap satu kali ejakulasi cairan yang keluar sekitar 3-5 ml atau satu sendok makan. Satu kali ejakulasi mengandung  200-300 juta sperma. Sperma tidak hanya terkandung pada air mani yang keluar saat ejakulasi. 

Ada pikiran salah tentang ejakulasi dan cairan pelicin (pre-cum) yang keluar dari penis. Orang berpikir bisa menghindari kehamilan tanpa memakai kondom dengan ejakulasi di luar vagina. Nyatanya cairan pelicin juga bisa mengandung sperma. 

Hal ini dijelaskan dokter keluarga dan asisten profesor di Rowan University School, Jean Caudle. kepada Refinery29. Pre-cum, ujarnya, tetap mengandung sperma walaupun sedikit. Sehingga, hubungan seksual tanpa kondom dan ejakulasi di luar berisiko kehamilan.

Theresia Amadea, reporter yang bermimpi hidup dengan tulisannya dan hidup sederhana dengan circle pilihannya. Menyukai budaya Korea dan Jepang dan bermimpi kuliah lanjut ke Eropa.