Women Lead Pendidikan Seks
April 22, 2019

Musyawarah Guru Sejarah SMA Luncurkan Komik Digital RA Kartini

Dukung Budaya Literasi, MGMP Sejarah Jawa Timur dan Pendidikan.id Meluncurkan Komik Digital Sejarah Kartini untuk Generasi Millenial.

by Magdalene
Community
Share:

Saat ini bangsa Indonesia sudah 73 tahun merdeka. Padahal, lahirnya bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat ini merupakan suatu hasil dari adanya perjuangan para pahlawan yang rela mengorbankan nyawanya demi membela tanah air Indonesia.

Namun, ada beberapa generasi muda di era millenial yang masih minim pengetahuan serta keinginan untuk membaca sejarah perjuangan para pahlawan. Padahal jika sampai hari ini kita dapat hidup dengan damai, aman, tentram serta dapat menikmati hasil alam Indonesia yang melimpah ruah itu juga berkat kegigihan para pahlawan yang membela tanah air tercinta ini.

Seperti yang kita ketahui, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Dengan menghargai para pahlawannya, akan timbul rasa cinta dan nasionalisme masyarakat kepada negara. Rasa nasionalisme dapat ditanamkan sejak dini pada diri anak-anak, salah satunya dengan membaca buku-buku sejarah.

Sayangnya, saat ini buku-buku sejarah kurang diminati karena dianggap membosankan. Banyak yang berpikiran, membaca sejarah cuma membaca tanggal dan nama belaka. Itulah yang membuat membaca buku sejarah tidak disukai oleh sebagian besar generasi muda.

Saat ini, MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Sejarah Jawa Timur bekerjasama dengan Pendidikan.id menerbitkan buku-buku digital sejarah yang dikemas menarik dalam bentuk komik. Tiap komik mengangkat kisah satu-persatu pahlawan Indonesia dan cerita dibuat lebih menarik dengan bahasa yang ringan namun tetap tidak mengurangi alur cerita serta segala aspek informasi di dalamnya. Perpaduan ini membuat komik sejarah yang diterbitkan oleh MGMP Sejarah Jawa Timur dan Pendidikan.id cocok dibaca anak segala usia, mulai dari SD hingga SMA. Tidak terlalu berat bagi anak usia SD dan tidak terlalu membosankan bagi anak usia SMA.

Salah satu judul komik digital yang telah diterbitkan berjudul “ Pejuang Emansipasi Perempuan” ( kisah R.A.Kartini). Pembuatan komik digital sejarah ‘Pejuang Emansipasi Perempuan’ ini melibatkan berbagai sumber yang berpotensi di bidangnya, salah satunya ialah guru sejarah yang menjadi editor komik sehingga kredibilitas komik tetap terjamin meski sudah dimodifikasi, disingkat atau diilustrasikan dengan gambar. Diharapkan setelah membaca dan mengenal sejarah perjuangan para pahlawan bangsa dapat membentuk karakter diri yang sesuai dengan karakter bangsanya karena sejarah merupakan cikal bakal, identitas dan karakter bangsa yang harus dihargai serta diteruskan semangat perjuangannya.

Menurut Ketua MGMP Sejarah Jawa Timur, Drs Hermawan, salah satu tujuan dibuatnya komik sejarah ini ialah karena melihat rendahnya budaya literasi di Indonesia, bahkan beberapa orang masih belum mengerti makna literasi. “Orang Indonesia memang lebih terbiasa mendengar dan berbicara daripada berliterasi. Coba lihat saja, berapa waktu yang rata-rata orang habiskan untuk menonton televisi per hari? Berapa waktu yang digunakan untuk mengobrol? Bandingkan dengan sedikitnya waktu yang disisihkan untuk membaca.”

“Dengan adanya komik literasi ini diharapkan dapat mengubah karakter generasi muda khususnya untuk selalu membaca hal-hal yang positif serta bermanfaat. Jika kebiasaan membaca ini diulang-ulang , saya yakin dan percaya karakter masyarakat bangsa ini akan menjadi lebih baik. Hal Ini dikarenakan mereka mempunyai tradisi literasi yang kuat, ujarnya lagi.”

Tanggal 21 April 2019 adalah saat yang tepat untuk mengingat kembali jasa-jasa para pahlawan khususnya R.A.Kartini yang dengan gigih memperjuangkan emansipasi wanita serta mengenang jasanya yang telah mengorbankan seluruh jiwa dan raganya untuk negeri kita khususnya untuk seluruh perempuan di Indonesia.

Komik “Pejuang Emansipasi Perempuan” dapat di download GRATIS di: https://kartini.pendidikan.id

MAGDALENE is an online publication that offers fresh perspectives beyond the typical gender and cultural confines. We channel the voices of feminists, pluralists and progressives, or just those who are not afraid to be different, regardless of their genders, colors, or sexual preferences. We aim to engage, not alienate.