Sebuah hasil survei lengkap oleh Durex RB Indonesia dengan JAKPAT pada tiga profil konsumen, yaitu anak muda, orang tua, dan pasangan menikah di lima kota besar Indonesia, menemukan bahwa aspek tabu dan stigma masih menjadi tantangan terbesar dalam komunikasi kesehatan reproduksi dan edukasi seksual.
Hasil survei perdana tersebut diungkapkan dalam acara Eduka5eks pada hari Kamis, 21 November 2019 di Soehana Hall, SCBD Jakarta. Acara peluncuran ini juga diadakan untuk menyambut Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap 1 Desember, bersama sejumlah pemangku kepentingan seperti Kementerian Kesehatan, Kelompok Studi Infeksi Menular Seksual Indonesia (KSIMSI), serta dihadiri oleh sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Survei tersebut menunjukkan bahwa pada responden anak muda, aktivitas seksual berisiko ditemukan pada kelompok usia 18-20 tahun dengan kemungkinan terkena infeksi menular seksual (IMS) sebesar 50:50. Pada responden orang tua, terdapat 65 persen responden yang menjadikan pengalaman pribadi sebagai referensi yang memungkinkan miskonsepsi antar generasi. Pada responden pasangan menikah, ditemukan adanya permasalahan isu transparansi antara pasangan yang bermanfaat untuk memutus rantai IMS.
Survei ini juga menemukan sejumlah miskonsepsi pada IMS, khususnya HIV/AIDS seperti lebih dari 50 persen responden anak muda, orang tua, dan pasangan menikah percaya bahwa berciuman mampu menularkan penyakit HIV/AIDS.
Dalam hal ini, hasil survei juga mendukung tema yang telah diputuskan oleh Kementerian Kesehatan, “Bersama Masyarakat Meraih Sukses” untuk menghilangkan stigma dan mengontrol penyebaran HIV/AIDS di Indonesia.
“Apresiasi saya sampaikan kepada Direksi dan segenap jajaran Reckitt Benckiser Indonesia (produsen Durex) atas langkah dan upayanya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan reproduksi melalui edukasi seksual bagi konsumen Indonesia. Momentum yang dipilih juga sangat tepat, karena sekitar 2 minggu lagi kita akan memperingati Hari AIDS Sedunia pada tanggal 1 Desember 2019,” ujar dr. Anung Sugihantono, M.Kes, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Republik Indonesia.
Lebih lanjut ia mengharapkan bahwa inisiatif ini akan memiliki keberlanjutan jangka panjang.
Berdasarkan hasil survei, beberapa topik yang jarang didiskusikan oleh ketiga profil konsumen meliputi:
- Topik pernikahan di bawah 20 tahun termasuk risiko kesehatannya hanya dibicarakan oleh 38 persen responden remaja dan 20 persen responden orang tua.
- Adanya tantangan komunikasi antara orang tua dengan anak yang diperlihatkan oleh 61 persen responden anak muda takut merasa dihakimi oleh orang tua, sedangkan 59 persen orang tua merasa khawatir jika mendiskusikan edukasi seksual seolah mengajarkan hubungan seks pranikah.
- Topik penyakit menular seksual termasuk cara pencegahannya hanya dibicarakan oleh 35 persen responden pasangan menikah.