Women Lead Pendidikan Seks
April 26, 2022

Reuni 2NE1 di Coachella, Ratu ‘Girl Crush’ K-Pop Kembali

Walaupun reuni 2NE1 di panggung Coachella berlangsung singkat, penampilan itu jadi indikasi bahwa mereka bisa saja tampil bersama kembali.

by Tabayyun Pasinringi, Reporter
Culture
Reuni 2NE1 di Coachella
Share:

Dengan jumpsuit dan jaket serba hitam, musisi asal Korea Selatan, CL tampil garang membawakan lagu andalannya “Hello Bitches” di atas panggung festival musik Coachella. 

Akan tetapi, itu bukan penampilan puncak yang ditawarkan CL dua pekan lalu. Saat cahaya lampu yang menyorot panggung mulai meredup, suara naega jeil jal naga (I Am The Best) dan ritme bas yang sangat familier, menggelegar dari stereo. 

Are you ready for the B.E.S.T?” tanya CL. 

Sontak penonton berteriak riuh, mereka akan menyaksikan grup idola perempuan legendaris K-pop, 2NE1 membawakan lagu khas “I Am The Best”.

Tak lama, muncul siluet empat perempuan berdiri di atas panggung, salah satunya tampil mencolok dengan gaya rambut mohawk yang berdiri unik. Saat wajah Bom (Park Bom), Dara (Park Sandara), dan Minzy (Gong Minzy) terlihat jelas berdampingan dengan CL, penonton semakin bersorak heboh. 

2NE1 kembali menegaskan, mereka tetap grup badass-nya K-pop dan tak pernah benar-benar berpisah. Performa mereka di Coachella pun bukan sokongan dari agensi yang dulu menaungi 2NE1, YG Entertainment. Namun, CL tampil sebagai salah satu line-up Heads in The Clouds Forever dari 88 Rising. 

Label yang menaungi Niki dan Rich Brain itu sudah lama bekerja erat dengan idola K-pop, seperti Cung-ha, Jackson Wang, dan Jae, eks band Day6. Kerja sama dengan CL pun bukan sesuatu yang asing, apalagi dia sudah lama berkancah di ranah musik AS. 

2NE1 di sisi lain masuk ke daftar bintang K-pop yang pernah tampil di atas panggung Coachella setelah Epik High dan BLACKPINK. 88 Rising juga mengajak idola perempuan Aespa yang memiliki konsep futuristik bak cyberpunk ke line-up mereka di pekan terakhir festival musik itu. Gerbang untuk idola K-pop adu kebolehan di Coachella pun terbuka lebar dan tampaknya tak akan berhenti di penyelenggaran tahun ini saja. 

Karenanya, perdebatan siapa yang tampil pertama di panggung Coachella yang dipermasalahkan penggemar K-pop menjadi adu mulut tak penting. Apalagi Philip Anschutz, pemilik Anschutz Entertainment Group (AEG) perusahaan hiburan yang menaungi Coachella mendukung organisasi anti-LGBT secara finansial. Hal itu bisa menjadi poin kritis ketika perdebatan senada mulai menunjukkan batang hidungnya di media sosial. 

Baca juga: Mengenal Lisa BLACKPINK, Ratu K-Pop dari Asia Tenggara

Ratunya Konsep ‘Girl Crush’

Sejak pertama debut dengan lagu hip-hop “Fire” dengan karisma muda garang, percaya diri, dan mandiri, 2NE1 sudah dilekatkan dengan label girl crush. Tak heran 2NE1 sering dilabeli sebagai personifikasi dari girl crush ketika konsep itu sulit didefinisikan dengan kata-kata. Saat mereka bubar enam tahun lalu, cap girl crush diwariskan ke adik mereka, BLACKPINK

Namun, ketika industri K-pop memasuki generasi baru dekade ini, konsep girl crush semakin menjamur. Idola perempuan generasi keempat menyisihkan konsep imut nan polos–yang acap kali diseksualisasi oleh industri hiburan–dan bertransformasi menjadi idola yang dari ujung kepala sampai kaki harus berpenampilan swag

Dari segi musikalitas ada pergeseran dari bubblegum pop ala idola 2000-an menjadi genre trap, electronic dance, atau hip-hop dengan hentarakan ritme yang kencang. Grup idola seperti G-idle, ITZY, dan NMIXX, misalnya, mengadopsi karisma perempuan muda yang menolak konformitas serta didikte ini atau itu dalam lirik lagunya.

Mengutip musik kritik Park Soo-jin dari The Korea Herald, citra idola perempuan yang mulanya pasif berubah aktif cenderung disukai sesama perempuan. Mayoritas penggemar MAMAMOO dan Red Velvet, misalnya adalah perempuan karena secara konsep diarahkan untuk female gaze. Mantan direktur kreatif SM Entertainment, Min Hee-jin juga pernah bilang, girl grup memang dipasarkan untuk para fangirl

Namun, maraknya konsep girl crush beberapa tahun belakangan sempat dikritik oleh media NME. Tren girl crush membuat konsep debut atau comeback idola generasi keempat monoton dan mereduksi kemampuan untuk pamer ‘warna’ yang unik. NME juga berargumen, salah satu spekulasi maraknya girl crush karena agensi ingin mengejar kesuksesan yang diraih BLACKPINK dan ITZY. 

Melihat hal itu, industri K-pop tetap bisnis yang saat ini gencar menyasar pasar Barat–cenderung menyukai konsep girl crush. Karena itu, sulit untuk tidak mempertanyakan apakah Hallyu Wave sungguh percaya pada girl power atau malah mengomodifikasi kekuatan perempuan, mengingat mayoritas masyarakat Korea Selatan masih anti-feminis. 

Namun, sebelum girl crush menyebar seperti api liar seperti sekarang, 2NE1 adalah wajah perempuan alpha Korea Selatan yang tak ada duanya. Ketua grup, CL dengan karisma ‘bad girl’--bahkan memiliki lagu solo “The Baddest Female/GZB”--menetapkan kalau mereka perempuan paling berdikarinya K-pop.

Saat mereka dibubarkan, YG Entertainment kehilangan salah satu kekuatan terbesar mereka. Jika 2NE1 masih aktif dan dipromosikan dengan baik grup itu bisa menggaet popularitas yang lebih besar secara global. Meski demikian, 2NE1 tak pernah bisa dilepaskan dari cap ratunya girl crush K-pop. 

Baca juga: Red Velvet, MAMAMOO, dan ITZY: Idola K-Pop dan Bahasa Feminis Mereka

Reuni 2NE1 yang Dinanti

Walaupun reuni 2NE1 berlangsung tidak lebih dari empat menit di atas panggung Coachella,  ada animo besar dari BLACKJACK maupun penggemar K-pop generasi tahun 2000-an di media sosial. Pasalnya, terakhir kali mereka tampil bersama di panggung perhelatan penghargaan musik MAMA 2015 sebagai penampilan kejutan. Meski demikian, 2NE1 masih mengunggah foto bersama di media sosial atau tampil sebagai cameo di video klip lagunya CL, “Rewind” dan “Done”. 

2NE1 bubar saat mereka berada di puncak karier. Bermula dari munculnya pemberitaan Bom menerima kiriman obat-obatan berupa amfetamin–yang ilegal di Korea Selatan–dari AS pada 2014. CEO YG Entertainment saat itu, Yang Hyun-suk menyatakan, Bom menerima resep dari dokter untuk trauma yang dialaminya sejak remaja di AS. Meski Bom tidak menerima tuntutan aksi kriminal dari kasus tersebut, masyarakat Korea Selatan menyebut Bom sebagai druggie atau pengguna narkotika yang tak boleh berkarier. 

Sementara itu, 2NE1 baru saja merilis album ketiganya Crush yang menduduki posisi ke-61 dalam Billboard 200 dan memecah rekor sebagai album K-pop dengan peringkat tertinggi saat itu. Billboard dan Rolling Stone juga menilai Crush sebagai salah satu album terbaik yang rilis selama 2014. Dalam perhelatan musik akhir tahun SBS Gayo Daejun, 2NE1 juga menerima penghargaan sebagai Best Female Group

2NE1 lalu hiatus sebagai grup dan anggotanya fokus pada aktivitas individu. CL merilis “Hello Bitches”, Dara membintangi drama Korea, dan Minzy membuka sekolah tari Millennium Dance Academy. Namun di tahun berikutnya, Minzy mengabarkan putus kontrak dengan YG Entertainment pada April dan 2NE1 diumumkan bubar tujuh bulan kemudian. 

Baca juga: Hadapi ‘Ageism’, Ini Cara Idola Perempuan Bertahan dalam Industri K-Pop

Pembubaran itu juga sering dikaitkan dengan manajemen yang kurang baik dari YG Entertainment. Minzy, misalnya, tidak menerima kesempatan untuk merilis lagu solo, seperti tiga teman grup lainnya. Selain itu, 2NE1 hanya merilis tiga album full dan sekitar 22 lagu sebagai grup selama tujuh tahun berkarier. Belum lagi Yang Hyun-suk pernah menyebut 2NE1 jelek saat mereka latihan tanpa riasan yang membuat CL merasa kecewa. 

Kritik minimnya agensi idola perempuan berpartisipasi dalam produksi musik atau mengambil keputusan kapan musik itu rilis juga disampaikan penggemar BLACKPINK–yang baru merilis album pertama mereka dua tahun lalu sejak debut 2016 silam. Setahun sebelum CL berpisah dengan YG, dia meninggalkan jejak di media sosialnya, seperti menyukai komentar penggemar bahwa albumnya tak kunjung rilis sebab agensi menahan kreativitasnya. 

Namun, minimnya musik yang dirilis musisi YG Entertainment acap kali disebut strategi bisnis: musik berkualitas di atas kuantitas. Tak bisa dimungkiri, saat 2NE1 datang membawa lagu baru mereka tidak mengecewakan, tapi dengan bayaran diskografi yang minimum. 

Sekarang CL, Bom, Dara, dan Minzy berada di bawah naungan agensi yang berbeda. Dengan segala kebebasan kreatif di tangan mereka saat ini, saya sebagai Blackjack tahu bahwa pintu untuk 2NE1 tampil bersama tidak akan tertutup. Mungkin di masa depan yang tidak terlalu jauh, empat perempuan powerhouse K-pop itu bisa kembali mengguncang penonton, layaknya di Coachella. 

Tabayyun Pasinringi adalah penggemar fanfiction dan bermimpi mengadopsi 16 kucing dan merajut baju hangat untuk mereka.