Women Lead Pendidikan Seks
September 30, 2022

5 Artikel Pilihan: Polemik Kondom hingga Sulit Lupakan Rehan

Redaksi Magdalene merangkum lima berita pilihan, mulai dari grooming Kriss Hatta, polemik kontrasepsi kondom, hingga earwomb.

by Magdalene
Issues
5 Berita Pilihan
Share:

1. Berhenti Bilang Pakai Kondom Enggak Enak, Kontrasepsi Juga Urusan Laki-laki

“Dita” merasa frustasi dengan timbangan badannya yang terus naik secara signifikan, setelah menggunakan pil KB sebagai alat kontrasepsi. Semenjak ia menikah lima bulan lalu, pil KB menjadi pilihan yang harus dilakukannya setelah sang suami menolak menggunakan kondom. Alasannya cukup klasik, suaminya menganggap kondom bikin kenikmatan berhubungan seksual jadi berkurang.

Alasan “enggak enak” masih sering digunakan laki-laki ketika disuruh pakai kondom. Program kontrasepsi pemerintah sendiri masih bias gender dan membebankan perempuan.

Baca selengkapnya di sini

2. Poin-poin Penting UU Perlindungan Data Pribadi yang Harus Kamu Tahu

Undang-Undang (UU) Pelindungan Data Pribadi (PDP) yang baru saja diketok palu oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah digadang-gadang jadi angin segar bagi Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan kebocoran data pribadi. Terlebih, UU ini disahkan di tengah fenomena serangan hacker Bjorka yang membocorkan dan menyebarluaskan data pribadi para pejabat tinggi negara di media sosial.

UU yang terdiri dari 16 Bab dan 76 Pasal ini mengatur hal-hal mendasar untuk melindungi data pribadi individual. Di antaranya, UU ini mengatur tentang hak setiap individu yang pada dirinya melekat data pribadi, ketentuan pemrosesan data pribadi serta kewajiban para pengendali data pribadi tersebut, rencana pembentukan lembaga perlindungan data pribadi, serta implementasi larangan dan sanksi.

Simak artikelnya di sini.

3. Terlalu Sulit Lupakan Rehan? 'Teror' itu Bernama ‘Earworm’

Begitu syulit~

Lupakan Rehan

Apalagi Rehan baik

Buat kalian yang hobi berselancar di media sosial seperti TikTok atau Twitter, bait di atas pasti tak asing lagi. Warganet menyebutnya lagu “Rehan”. Lagu yang aslinya berjudul Cukup Dikenang Saja ini dibawakan kembali oleh Intan Sri Astuti di akun TikToknya, @binirehan1. Ia mengganti lirik lagu yang dibawakan oleh The Junas Monkey, dengan nama Rehan, sosok yang belakangan diketahui sebagai imajinasinya.

Video Intan melantunkan lagu ini dengan penuh penghayatan, raut ekspresif dan wajah yang di-zoom in, serta irama yang ear-catchy kemudian viral.

Ini artikel lengkapnya.

4. Heboh Trailer 'The Little Mermaid': Masih Banyak Komen Rasis

Tiga tahun lalu, saat Disney mengumumkan akan membawa The Little Mermaid jadi live action dan memilih Halle Bailey jadi pemeran Ariel, internet geger. Tagar #NotMyAriel muncul dari orang-orang rasis yang mempermasalahkan warna kulit Bailey, dengan alasan Ariel asli (berdasarkan versi 1975) bukan orang kulit hitam dan keputusan Disney itu mencemari logika kartun aslinya.

Mereka yang membawa-bawa logika ini lupa kalau Ariel adalah putri duyung, makhluk fantasi.

Kisah The Little Mermaid sendiri diadaptasi dari karya pendongeng asal Denmark, Hans Anderson, yang menulis Ariel sebagai metafora kisah cinta tak sampainya pada seorang lelaki. Jika merunut “logika” para rasis ini, bukankah harusnya Ariel diganti jadi pria homoseksual dari Denmark?

Baca artikelnya di sini.

5. Apa pun Alasannya, Grooming adalah Kekerasan Seksual

Belakangan, media ramai memberitakan tentang artis Kris Hatta yang mengaku pacaran dengan anak perempuan berusia 14 tahun. Kepada media ia bilang, meski muda, tapi anak perempuan ini punya karakter yang relatif dewasa.

Sebelumnya, Twitter juga ramai juga diperbincangkan masalah hubungan beda usia yang terpaut jauh antara laki-laki dan perempuan, atau biasa disebut grooming.

Baca artikelnya di sini.

MAGDALENE is an online publication that offers fresh perspectives beyond the typical gender and cultural confines. We channel the voices of feminists, pluralists and progressives, or just those who are not afraid to be different, regardless of their genders, colors, or sexual preferences. We aim to engage, not alienate.