Women Lead Pendidikan Seks
April 14, 2022

5 Artikel Pilihan: UU TPKS Sah hingga Sinetron Ramadan Jadul

Redaksi Magdalene merangkum lima berita pilihan untuk pekan ini, mulai dari pengesahan UU TPKS hingga sinetron jadul Ramadan.

by Magdalene
Issues
Share:

1. Westernisasi dan Obsesi Papa yang Kebarat-baratan

Lahir sebagai generasi Z di abad ke-21 adalah sebuah privilese. Bagaimana tidak, aku bisa sepuasnya menikmati banyak musik, film, dan serial dari berbagai belahan dunia. Terima kasih internet dan streaming platform yang mempermudah aksesku dan mengikis hambatan bahasa.

Hasil dari kemudahan aksebilitas ini, aku menjelma seorang omnivora alias pemakan segala. Aku melahap habis anime, drama Korea, dorama (drama jepang), serial Eropa, serial Thailand, film India, hingga telenovela.

Sayangnya, belakangan aku dicap anomali oleh papaku sendiri. 

Baca selengkapnya di sini.

  1. Ramai-ramai Tolak Vonis Mati Pemerkosa Herry Wirawan

Beberapa waktu lalu, tepatnya pada (4/4), Majelis Hakim Pengadilan Tinggi (PT) Bandung menjatuhkan vonis hukuman mati pada Herry Wirawan, pelaku pemerkosaan 13 santriwati.

Sontak banyak publik yang bersorak, melihat putusan tersebut sebagai angin segar bagi penegakan hukum atas kasus kekerasan seksual. Di media sosial, banyak masyarakat menyebut vonis tersebut sebagai “kabar baik di bulan Ramadan”.

Kita semua sepakat tindakan pelaku sama sekali tidak layak dibela, tidak manusiawi, kejam, dan merendahkan martabat manusia. Pelaku layak dihukum seberat-beratnya.

Di sisi lain, ada pula yang mempertanyakan efektivitas pidana mati tersebut karena dianggap melanggar hak-hak asasi manusia (HAM).

Simak artikelnya di sini.

  1. Nonton Lagi Sinetron Ramadan Jadul: ‘Doaku, Harapanku’ sampai ‘Lorong Waktu’

Dulu, ketika masih di kampung halaman dan sering menonton TV, tontonan Ramadan adalah satu hal yang selalu saya tunggu. Ada yang beda dari sinetron-sinetron Ramadan bila dibandingkan sinetron-sinetron reguler lainnya. Rasanya mereka lebih berkelas. Berbeda dengan sinetron religi yang terasa macam film Final Destination, terutama ketika memilih cara menyiksa karakter jahat saat mati—sebagai tanda kalau azab itu nyata dan dekat.

Setidaknya itu yang saya ingat. Sampai akhirnya, seminggu awal Ramadan ini saya habiskan untuk menonton ulang sinetron-sinetron Ramadan yang dulu pernah saya tonton.

Ini artikel lengkapnya.

  1. Pawang Hujan: Sebuah Takhayul yang Dibutuhkan Kita

Tampaknya masih lekat di ingatan kita, bagaimana Rara Wulandari beraksi di ajang MotoGP pada Maret lalu. Agar hujan deras mereda dan balapan dapat dimulai, ia berjalan di lintasan Sirkuit Internasional Mandalika, Lombok, sambil melakukan ritual dengan singing bowl-nya.

Aksinya memperoleh sorotan dunia. Seperti akun MotoGP yang menjulukinya “The Master”, dan melemparkan gurauan, “Go home Shaman, we’re not paying you for this.” Pun pembalap Fabio Quartararo yang menirukan aksi Rara, dengan mangkuk dan sendok plastik.

Namun, segelintir warganet justru menilai upaya Rara memalukan, sampai ditampilkan di ajang internasional.

Selengkapnya di sini.

  1. Tok! RUU TPKS Sah Jadi Undang-undang: Momen Bersejarah Bangsa

Akhirnya, momen bersejarah buat penyintas dan korban kekerasan seksual hadir hari ini, (12/4). Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengesahkan Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS) menjadi Undang-Undang. Beleid tersebut disahkan dalam rapat paripurna DPR RI ke-19 masa persidangan IV tahun sidang 2021-2022, yang dipimpin oleh Ketua DPR RI Puan Maharani.

Ia mengatakan, rapat paripurna ini akan jadi tonggak bersejarah bangsa, karena meloloskan undang-undang yang jadi perjuangan masyarakat.

“Rapat paripurna hari ini merupakan momen bersejarah yang ditunggu-tunggu masyarakat. Hari ini RUU TPKS akan disahkan dan menjadi bukti perjuangan bagi korban-korban kekerasan seksual,” kata Puan, (12/4).

Baca artikelnya di sini.

MAGDALENE is an online publication that offers fresh perspectives beyond the typical gender and cultural confines. We channel the voices of feminists, pluralists and progressives, or just those who are not afraid to be different, regardless of their genders, colors, or sexual preferences. We aim to engage, not alienate.