Sebagai seseorang yang dibesarkan di kompleks perumahan, daerah di luar kompleks merupakan wilayah yang paling asing dan menakutkan bagi saya. Namun bersama dengan teman-teman saya, kami melawan rasa takut itu, dan dengan gembira bersepeda menjelajah area-area tersebut.
Memori ini muncul ketika saya menonton My Neighbor Totoro (1988), animasi Jepang produksi Studio Ghibli, sebuah studio animasi di Jepang. Melihat Mei dan Satsuki menjelajah tempat tinggal mereka yang baru dan bertemu dengan Totoro membuat saya terharu dan kangen masa-masa menjelajah kampung dengan teman-teman.
Saat mendengar Netflix membeli hak paten My Neighbor Totoro, dan 20 animasi studio Ghibli lainnya, hati saya benar-benar melambung senang. Premis cerita animasi Ghibli ini sebetulnya sederhana, tentang relasi antar manusia atau anak dengan orang tua, atau manusia dengan alam semesta. Tapi eksekusinya secara teknis serta imajinasinya sungguh “liar”. Selain itu, banyak protagonisnya merupakan perempuan.
Jika kamu bingung dengan film-film Ghibli yang akan ditayangkan mulai 1 Februari 2020, kamu bisa memulai dengan rekomendasi animasi studio Ghibli berikut ini.
- My Neighbor Totoro (1988)
Kakak beradik Satsuki dan Mei Kusakabe harus pindah ke rumah baru yang jaraknya tidak jauh dari rumah sakit tempat ibunya dirawat. Meski rumah baru ini agak reyot dan tidak terurus, Satsuki, 11, dan Mei, 4, dengan riang gembira menjelajahi tempat baru itu.
Suatu hari, saat Satsuki pergi ke sekolah, Mei tidak sengaja menemukan tempat tinggal Totoro, makhluk besar berbulu abu-abu yang tinggal di bawah pohon Kusunoki. Selang beberapa hari, giliran Satsuki yang bertemu dengan Totoro ketika ia dan Mei menunggu ayahnya pulang bekerja.
Petualangan keduanya bersama Totoro sangat seru, mengharukan, dan menggemaskan. Bagi yang belum mengenal karya-karya Hayao Miyazaki, salah satu pendiri Ghibli, ini adalah film pembuka yang tepat dan klasik. Ciri khas Miyazaki adalah adanya protagonis anak perempuan yang kuat dan mandiri; makhluk-makhluk aneh; kisah yang imajinatif dan interaksi keluarga.
Totoro akan tayang di Netflix mulai 1 Februari 2020.
- Princess Mononoke (1997)
Ashitaka merupakan seorang pangeran yang akan meneruskan takhta kerajaan di daerah Timur. Suatu ketika, seorang dewa berwujud babi hutan tiba-tiba menyerang wilayahnya, membuatnya terpaksa membunuh sang dewa. Ashitaka pun terkena kutukan.
Salah seorang dukun di desa Ashitaka mengatakan ia harus pergi ke daerah Barat dan bertemu dewa Shishigami yang berwujud rusa, untuk menghilangkan luka kutukan tersebut. Di dalam perjalanan mencari dewa Shishigami, Ashitaka melihat bagaimana manusia menghancurkan alam dengan semena-mena, yang membuat dewa serigala Moro beserta sekutunya, Putri Mononoke, murka.
Seperti biasa, kita akan dimanjakan dengan ilustrasi-ilustrasi hutan dan alam yang sangat detail dan kaya, juga menenangkan. Princess Mononoke merupakan potret perubahan iklim akibat pencemaran lingkungan oleh manusia. Dalam film ini, terlihat jelas bahwa bencana alam bukan terjadi karena murka dewa hutan, tetapi karena ulah manusia itu sendiri. Film yang juga disutradarai oleh Hayao Miyazaki ini akan tayang pada 1 Maret 2020 di Netflix.
- My Neighbors The Yamadas (1999)
Film ini agak berbeda dari animasi Ghibli lainnya. Jika biasanya animasi Ghibli memiliki ilustrasi yang detail, dengan fokus cerita mengenai relasi manusia dengan alam, My Neighbors The Yamadas bercerita tentang kehidupan sehari-hari keluarga Yamada. Kisahnya lebih banyak berfokus pada hubungan antara Takashi dan Matsuko sebagai suami istri, dan hubungan mereka dengan kedua anaknya, serta ibu dari Takashi.
My Neighbors The Yamadas terdiri dari babak-babak pendek yang menceritakan isu yang berbeda. Salah satu isu yang diangkat oleh animasi ini adalah bagaimana Takashi dan Matsuko menavigasi rumah tangganya sambil menghidupi orang tua mereka dan anak mereka.
Disutradarai oleh Isao Takahata, animasi ini tayang perdana pada tahun 1999. Setiap babak cerita keluarga Yamada dibungkus dengan humor sehari-hari yang sangat dekat dengan keseharian keluarga Asia kebanyakan. Film ini akan diputar di Netflix pada 1 Februari.
- Howl’s Moving Castle (2001)
Sebagai anak tertua, Sophie merasa ia memiliki mandat untuk menjalankan toko topi yang diwariskan oleh ayahnya. Suatu hari, Sophie tidak sengaja bertemu dengan Howl, penyihir laki-laki yang digosipkan suka memakan hati perempuan-perempuan cantik. Ketika itu Sophie tengah digoda oleh dua tentara kerajaan, dan di saat semakin terdesak, Howl membantu Sophie kabur.
Pertemuan dengan Howl ternyata mendatangkan kutukan bagi Sophie, dari seorang penyihir yang cemburu dengannya. Sophie berubah menjadi tua dan ia meminta bantuan Howl untuk mematahkan kutukan itu. Dari sana, Sophie pun banyak belajar mengenai sisi lain dari si penyihir, dan mulai peduli dengan Howl.
Howl’s Moving Castle merupakan adaptasi dari novel berjudul sama dan disutradarai oleh Hayao Miyazaki. Walaupun ada sedikit bumbu percintaan, Miyazaki juga menuangkan keresahan lain, yakni tentang dampak buruk perang, serta standar kecantikan dalam masyarakat. Film ini akan tayang di Netflix pada 1 April 2020.
- The Borrower Arrietty (2010)
Seorang anak laki-laki bernama Sho baru saja sampai di rumah masa kecil ibunya untuk menghabiskan liburan musim panas. Tanpa sengaja, ia melihat sesosok manusia kerdil yang menyelinap dari balik rumput-rumput tinggi, yang belakangan diketahui bernama Arrietty.
Sebelumnya, Sho telah mendengar kisah manusia kerdil dari orang tuanya, yang bercerita bahwa sang kakek membelikan sebuah rumah boneka untuk ditinggali manusia-manusia kerdil. Ia kemudian bertemu kembali dengan Arrietty, ketika si perempuan kerdil itu tengah mengambil tisu dari meja belajarnya.
Lagi-lagi animasi keluaran Ghibli ini mengangkat tema mengenai relasi manusia dengan alam semesta, dan makhluk selain manusia. Karena keserakahan manusia, makhluk-makhluk seperti Arrietty harus hidup dalam keterbatasan dan sembunyi-sembunyi. The Borrower Arietty ini disutradarai oleh Hiromasa Yonebayashi, dan akan tayang di Netflix pada 1 Maret 2020.
- When Marnie Was There (2014)
Akibat sakit asma, Anna Sasaki harus tinggal di salah satu rumah kerabatnya di daerah Kushiro Wetland, Hokkaido, yang udaranya masih bagus. Gadis berusia 12 tahun itu pendiam dan sulit mengutarakan apa yang ia rasakan pada orang lain. Ia lebih senang menggambar ketimbang mengobrol dengan teman sebayanya. Namun hal itu berubah ketika ia sampai di Kushiro Wetland dan bertemu dengan anak perempuan sebayanya bernama Marnie.
Dari pertemuan dengan Marnie, Anna belajar bagaimana berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Perlahan-lahan ia mulai berani membuka diri dan menceritakan keluh kesahnya pada Marnie. Sederhana namun sangat mengena sampai hati, animasi yang disutradarai oleh Hiromasa Yonebayashi akan tayang di Netflix pada 1 Februari 2020.
Comments