Women Lead Pendidikan Seks
November 11, 2022

Apa itu Demiseksual: Ketertarikan Seksual Setelah Ada Ikatan Emosional

Sebagai spektrum dari aseksualitas, seorang demiseksual dapat memiliki ketertarikan seksual. Asalkan memiliki ikatan emosional dengan pasangannya.

by Aurelia Gracia, Reporter
Lifestyle // Madge PCR
Anxious Attachment madge pcr
Share:

“Belakangan ini aku lebih banyak belajar tentang demiseksualitas. Aku yakin, ini identitas yang paling sesuai denganku,” ujar Michaela Kennedy-Cuomo, anak bungsu dari mantan gubernur New York, Andrew Cuomo, menjelaskan seksualitasnya.

Pernyataan tersebut disampaikan Kennedy-Cuomo pada 2021, dalam Instagram live bersama aktivis dan penulis Donato Tramuto. Perempuan 25 tahun itu juga menceritakan, ia telah mengidentifikasi diri sebagai queer sejak masih sekolah.

“Waktu SD, aku takut diriku lesbian. Pas SMP, aku melela ke keluarga dan teman dekat sebagai biseksual. Ketika SMA, aku mengenal panseksualitas dan berpikir itu tepat untukku,” sambung Kennedy-Cuomo.

Kemudian pada pride month 2021, Kennedy-Cuomo menyatakan ia queer lewat unggahan Instagramnya. Disusul dengan mengklaim dirinya demiseksual dalam obrolan bersama Tramuto tersebut.

Untuk kamu yang belum familier, demiseksualitas merupakan orientasi seksual yang  adalah bagian dari spektrum aseksualitas. Istilah ini mulanya diperkenalkan oleh Asexual Visibility and Education Network (AVEN), pada 2006.

Komunitas aseksual skala global itu menjelaskan, orang-orang yang mengidentifikasi diri demiseksual, memiliki ketertarikan sekunder.

Pasalnya, ada ketertarikan primer yang dikategorikan berdasarkan kesan pertama. Misalnya penampilan fisik atau aroma tubuh seseorang. Sementara seorang demiseksual punya ketertarikan sekunder. Mereka memiliki ikatan emosional terhadap orang lain, setelah menjalin relasi mendalam dari waktu ke waktu.

Lantas, apakah demiseksual berkaitan dengan orientasi seksual lainnya?

Baca Juga: ‘Love Language Act of Service’: Ketika Cinta Bicara lewat Aksi Nyata

Mengenal Demiseksualitas

Di saat bersamaan, mereka dapat mengidentifikasi diri dengan orientasi seksual lainnya. Baik homoseksual, heteroseksual, atau panseksual. Menurut Ted Lewis, Youth and Families Director di Human Rights Campaign, spektrum seksualitas ini tentang kapasitas seseorang untuk memiliki ketertarikan seksual terhadap orang lain.

“Jadi seseorang bisa mengidentifikasi diri sebagai biseksual dan demiseksual. Mereka bisa tertarik pada laki-laki dan perempuan, tapi hanya ingin berhubungan seks setelah punya ikatan emosional,” terang Lewis dikutip dari Seventeen.

Perlu diketahui, emosional yang dibangun setiap orang berbeda, dan bergantung pada pengalaman individu. Ada yang tertarik pada pasangan, ada juga yang tertarik pada teman dekat. Hal itu menyangkut seberapa dalam mereka mengenal latar belakang dan kepribadian orang tersebut.

Namun, ketertarikan tidak dapat ditentukan oleh waktu. Sebab, keintiman dapat dibangun dalam waktu panjang maupun singkat. Lagi pula, keterikatan emosional belum tentu membentuk ketertarikan seksual.

Mungkin penjelasan di atas belum bikin kamu cukup terbayang tentang demiseksual. Kamu bisa melihat representasinya dalam karakter serial televisi. Contohnya Sheldon Cooper (Jim Parsons) dalam The Big Bang Theory (2007-2019).

Di musim ketiga, Cooper berkencan dengan Amy Farrah Fowler (Mayim Bialik). Namun, awalnya Cooper tidak tertarik dengan Fowler. Ia juga menyatakan tidak pernah ingin berhubungan intim sebelumnya.

Baca Juga: Apa itu Aromantisme: Ketidaktertarikan Terhadap Seseorang

Setelah beberapa tahun berkencan dengan Fowler dan akhirnya berhubungan seks, Cooper mengungkapkan kepuasannya. “Aku menikmatinya lebih dari yang kukira,” kata Cooper pada perempuan itu.

Kendati demikian, representasi demiseksual di budaya populer masih minim. Karakter Cooper pun masih dikaitkan dengan stereotip. Yakni menganggap seseorang yang tidak memiliki ketertarikan seksual, sebagai “abnormal”.

Salah satunya lewat pertanyaan Leonard Hofstadter (Johnny Galecki) kepada Cooper. Ia mempertanyakan, apakah Cooper hasrat seksual membuat Cooper lebih jantan. Hal ini sekaligus melanggengkan demiseksualitas dapat mengurangi maskulinitas laki-laki, karena performa dalam hubungan seksual yang dijadikan tolok ukur.

Di samping itu, pertanyaan tersebut sekaligus menunjukkan kesalahpahaman, demiseksualitas adalah kondisi yang bisa disembuhkan. Tepatnya setelah menemukan sosok yang tepat untuk berhubungan seks–seperti Cooper dengan Fowler.

Kenyataannya tidak demikian. Di musim terakhir The Big Bang Theory, rekan kerja perempuan mencium Cooper, tetapi ia tidak merasakan hal yang sama seperti saat mencium Fowler. Artinya, mereka yang orientasi seksualnya demiseksual perlu memiliki ikatan emosional.

Lebih dari itu, representasi demiseksual di budaya populer turut memperkuat gagasan, keintiman dalam relasi romantis pasti berakhir pada seks. Keduanya dipotret selalu berkaitan. Akibatnya, hubungan tanpa seks dianggap enggak baik.

AVEN juga mencatat kesalahpahaman lainnya terkait demiseksual. Ada anggapan, demiseksual enggak bisa mengidolakan figur publik. Padahal mereka bisa tertarik pada selebriti berdasarkan persona yang dibangun di hadapan publik. Misalnya postingan media sosial atau wawancara media.

Meskipun tidak mengenal kepribadian selebriti secara personal, seorang demiseksual dapat mengembangkan ketertarikan seksual sekundernya. Yaitu berdasarkan persepsi mereka tentang selebriti.

Sama halnya dengan karakter fiksi dalam buku, film, serial televisi, maupun komik. Ketertarikan tersebut menuju pada karakter yang diperankan aktor, bukan aktor yang bersangkutan.

Lalu, bagaimana seorang demiseksual ketika berada dalam relasi romantis?

Baca Juga: Setop Percaya 'Soulmate' Ada dalam Hubungan Romantis

Demiseksual dalam Hubungan Romantis

Terlepas dari tidak memiliki ketertarikan seksual, bukan berarti seorang demiseksual tidak akan berhubungan seks. Hal ini yang juga ditekankan AVEN terkait kesalahpahaman terhadap demiseksual. Mereka dapat melakukannya, tanpa didasarkan keinginan.

Karena itu, ketika berhubungan seks, seorang demiseksual melakukannya dengan berbagai tujuan. Contohnya untuk memiliki anak, bereksperimen, merasakan keintiman dan ikatan emosional, serta kepuasan seksual. Sebab, sekalipun ketertarikan seksual itu tidak ada, mereka tetap mampu merasa bergairah atau mengalami kepuasan.

Di sisi lain, belum tentu setiap relasi romantis memerlukan seks. Pasalnya, keintiman dalam hubungan bisa dibangun dari berbagai hal–seperti ketertarikan romantis, estetika, fisik tanpa hubungan seks, platonik, dan emosional.

Perlu diketahui, seorang demiseksual dapat merasakan beberapa ketertarikan tersebut. Karena itu, mereka juga bisa terlibat dalam relasi romantis. Termasuk jika pasangannya bukan demiseksual, seperti Youtuber Kelsey Ellison.

Lewat video di kanalnya, Ellison mengatakan sudah cukup lama menjalin hubungan romantis. Hingga akhirnya ia menyadari, perasaan terhadap pasangannya telah berubah. Kemudian, Ellison yang mengambil langkah pertama, dengan meminta consent untuk mencium pasangannya.

“Dia membuat ruang yang aman bagiku untuk mengekspresikannya,” cerita Ellison dalam videonya.

Berdasarkan pengalaman Ellison, dapat dikatakan komunikasi menjadi kunci agar hubungan berjalan baik. Namun, enggak semua orang perlu melela terkait orientasi seksualnya. Ini jadi diperlukan ketika akan berdampak pada masa depan relasi, sehingga dibutuhkan keterbukaan. 

Menurut Demisexuality Resource Center, yang dapat dilakukan adalah memberikan pasangan berbagai referensi terkait demiseksual. Tujuannya, agar mereka ikut mempelajarinya untuk bisa memahami.

Ini kemudian diikuti dengan membangun batasan yang jelas. Misalnya enggak masalah untuk berciuman, tapi tidak untuk hubungan seks. Pasangan pun juga perlu menyampaikan keinginannya untuk mengetahui, apakah tindakan itu mungkin dilakukan. Sebab, yang penting adalah berkompromi untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan diri sendiri serta pasangan.

Apabila belum merasa nyaman untuk mengungkapkan orientasi seksual sebagai demiseksual, sex-repulsed atau menolak seks dapat menjadi alternatif. Yakni dengan menyampaikan, merasa tidak nyaman dengan pikiran untuk melakukan hubungan seks.

Aurelia Gracia adalah seorang reporter yang mudah terlibat dalam parasocial relationship dan suka menghabiskan waktu dengan berjalan kaki di beberapa titik di ibu kota.