Ingin mencoba alat bantu seks atau sex toys tapi tidak memiliki informasi yang cukup untuk membuat kamu memilih piranti yang tepat? Sekarang kamu bisa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan dulu sebelum memilih agar mendapatkan pengalaman seksual yang aman dan nyaman.
Toko daring gaya hidup intim LaciAsmara.com kini menjual produk-produk “piranti asmara” di Klinik Angsamerah, yang berfokus pada kesehatan reproduktif dan seksual, di Jakarta. Pendiri Laci Asmara Rendra Susanti mengatakan sebagai distributor legal dari piranti asmara bermerk internasional, bekerja sama dengan klinik kesehatan adalah bagian dari misinya untuk mengedukasi seputar hak dan kesehatan seksual dan reproduksi.
“Laci Asmara selama ini selalu bersemangat untuk menyuarakan pentingnya kebahagiaan seksual, terutama dalam kaitannya dengan kesehatan reproduksi. Kami akan selalu menyebarkan pengetahuan seputar kesehatan reproduksi dan perkembangannya untuk bisa dilakukan secara aman, nyaman dan menyenangkan,” Susanti mengatakan.
Baca juga: Memasyarakatkan Hubungan Seks Menyenangkan
Didirikan tujuh tahun lalu, Laci Asmara menyediakan berbagai macam piranti seks sebagai bagian dari gaya hidup dan rekreasi. Produk-produk dari beberapa merk internasional dikurasi dengan mengutamakan kualitas bahan yang aman dan nyaman (FDA approved), dengan desain yang modern, tidak eksplisit dan dengan manufaktur yang memiliki ISO untuk alat kesehatan.
Salah satu cara yang ditempuh oleh Laci Asmara dalam mengedukasi pentingnya kebahagiaan seksual adalah dengan menggandeng Klinik Angsamerah, yang berada di dua lokasi di Jakarta, sebagai salah satu mitranya. Pendiri klinik Angsamerah mengatakan, “Kami selalu mendukung Laci Asmara dalam kegiatan edukasi kesehatan reproduksi. Karenanya piranti-piranti asmara dari Laci Asmara juga dapat diperoleh di klinik kami.”
Dri. Nurlan mengatakan saat ini masih banyak stigma yang melekat pada piranti seks karena konstruksi sosial yang menabukan seksualitas dan kepuasan seksual.
“Ini bukan sesuatu yang bisa dilakukan dalam semalam, perlu proses untuk mengubahnya. Makanya kalau piranti asmara disediakan di layanan kesehatan, resistensi mungkin akan lebih kecil,” ujarnya.
“Meskipun demikian masih tetap jadi tantangan karena tidak semua orang di kesehatan juga nyaman berbicara tentang seksualitas. Akan tetapi kita harus memulai dari sekarang.”
Baca juga: Masturbasi Kenikmatan yang Dicaci
Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 menunjukkan faktor perselisihan dan pertengkaran terus menerus merupakan penyebab perceraian tertinggi, yakni sebanyak 176.683 kasus pada 2020. Susu mengatakan ketidak-harmonisan dalam rumah tangga salah satunya bisa dipicu dari ketidakpuasan dalam hal seksual. Ia mengutip data penelitian dari RSCM yang mensinyalir 70 persen perempuan Indonesia jarang atau tidak mencapai orgasme saat berhubungan intim.
“Laci Asmara akan terus menggandeng mitra-mitra terpercaya dan pemegang kebijakan di dalam negeri, termasuk media, guna terus mengedukasi pentingnya kesehatan reproduksi bagi pasangan, terutama dalam hal kebahagiaan seksual,” tambah Susanti.
Comments