Alasan buat orang (baca: saya) tidak menonton serial anime Netflix, The Way of the Househusband, biasanya:
a. Tidak familier dengan sumbernya;
b. Karena bentuknya animasi/anime;
c. Karena tokohnya mafia yang sangat ditakuti, takut banyak adegan sadis.
Ternyata semua prasangka buruk saya terhadap serial anime ini sangat salah. The Way of the Househusband tidak hanya seru dan menggemaskan, tapi juga punya banyak hal menarik di dalamnya, dan dalam beberapa hal bahkan mendobrak norma dan budaya.
Dalam The Way of the Househusband kita bertemu dengan Tatsu, seorang bapak rumah tangga yang tongkrongannya menyeramkan. Walaupun dia memakai celemek gemas ke mana-mana, tapi di baliknya adalah kemeja hitam dan tato gahar di tangan. Wajahnya pun dipenuhi dengan bekas luka, dan ekspresinya benar-benar meneriakkan, “Akulah mantan yakuza”.
Tapi sisi gelap Tatsu itu sudah lama dia tinggalkan. Sekarang dia fokus menjadi bapak rumah tangga dan mengurusi rumah, sementara istrinya, Miku, bekerja di luar rumah. Tatsu memasak, membersihkan rumah, mengurusi kucing mereka—pada dasarnya semua hal yang dicemooh para laki-laki yang sudah keracunan patriarki dan maskulinitas toksik.
Premis sederhana ini kemudian dieksekusi dengan sempurna sehingga serial anime Netflix ini menjadi sebuah tontonan yang sangat kocak. Jeniusnya, The Way of the Househusband dipersembahkan dalam bentuk bite sized. Satu musim serial anime tercakup dalam lima episode dengan masing-masing episode berdurasi sekitar 16-19 menit. Tidak berhenti di sana, satu episode berisi empat sampai lima cerita pendek yang menceritakan tentang hal-hal yang dihadapi oleh Tatsu sebagai mantan mafia nan kejam yang sekarang menjadi bapak rumah tangga.
Presentasi animasi The Way of the Househusband sangat stylish. Kadang untuk mendramatisasi cerita, visualnya kerap berganti aspek rasio. Selain ada tulisan kanji yang mendeskripsikan hal-hal yang karakternya lakukan (persis seperti di komik!), kadang pembuatnya juga mendramatisasi adegan dengan panel-panel. Hal ini membuat semua hal yang Tatsu lakukan menjadi lebih kocak.
Baca juga: 9 Manga Wajib Baca dengan Karakter Bapak Rumah Tangga
Rekomendasi Serial Anime Netflix Terbaik
Hanya dengan lima episode dan 25 cerita pendek, The Way of the Househusband berhasil membuat saya terhibur dan tertawa dengan kisah-kisahnya yang beragam. Ada cerita tentang Tatsu bertemu dengan mantan muridnya, Tatsu pergi yoga bersama tetangga, Tatsu bertemu dengan musuh bebuyutan dan akhirnya berlomba siapa yang menyiapkan makanan pentutup paling enak, Tatsu berbelanja dengan Miku, Tatsu dan Miku berhadapan dengan kecoak sampai bagaimana Tatsu berhadapan dengan mertua.
Semua kisah di dalamnya adalah cerita-cerita yang sangat membumi, pengalaman yang kita semua kenal. Tapi hanya dengan sedikit twist dengan mengganti karakter utamanya sebagai bapak rumah tangga mantan yakuza, semua kisah ini menjadi punya perspektif baru dan terasa sangat segar.
Revolusi yang dibawa dalam serial anime Netflix, The Way of the Househusband, tidak berhenti pada penggambaran karakter utamanya saja. Walaupun memang Tatsu sebagai karakter utama sangat mencolok—dia bertato, ekspresi mukanya menyeramkan tapi dia jago memasak, jago yoga dan doyan untuk mengejar diskon. Tapi hampir semua karakter yang ada dalam serial ini mendapatkan sentuhan humanis yang menarik.
Baca juga: Melirik 3 Karakter Ayah Tunggal dalam 'Itaewon Class'
Mantan bos Tatsu adalah seorang pencinta anjing yang begitu gemas dengan anjingnya sendiri. Mantan murid Tatsu, Masa, menghabiskan suatu siang untuk tahu bagaimana cara mencuci baju dengan benar. Mertua Tatsu sama sekali tidak keberatan anaknya menikah dengan mantan yakuza. Mereka malah senang melihat Tatsu bisa menjamu mereka dengan kue-kue buatan sendiri.
Melihat interaksi antara Tatsu dan Miku membuat saya memikirkan latar belakang kisah mereka. Bagaimana bisa Miku membuat mantan yakuza menjadi bapak rumah tangga? Minimnya latar belakang kisah cinta mereka menurut saya membuat hubungan mereka menjadi jauh lebih menarik. Ada banyak kemungkinan yang bisa digali dari ini. Mungkin bisa menjadi bahan yang menarik untuk musim berikutnya.
Menonton serial ini membuat saya membayangkan apa yang terjadi jika masyarakat kita bisa santai seperti orang-orang yang ada di dalam serial ini, alih-alih menganggap bapak rumah tangga itu sampah masyarakat. Mengingat masih banyak orang yang tidak paham makna consent bahkan setelah suami istri menikah saja, potret hubungan antara Tatsu dan Miku dalam film ini sepertinya tidak akan bisa diterima dengan mudah begitu saja di dunia kita (baca: di Indonesia).
Tapi saya bersyukur The Way of the Househusband hadir dan menjadi populer. Ini adalah langkah pertama untuk menormalisasi laki-laki melakukan kegiatan domestik di rumah. Dan saya sungguh tidak sabar untuk menyaksikan musim berikutnya.
The Way of the Househusband dapat disaksikan di Netflix
Comments