Jrinx atau akrab dikenal sebagai Jrx adalah seorang pedagang baju di tokonya bernama Lonely King yang mungkin kini sudah bertransformasi menjadi RMBL, lalu mendirikan sebuah bar kecil-kecilan, juga penginapan sederhana di Nusa Lembongan, Bali. Sesekali nyambi jadi musisi dan baru-baru ini terjun ke dunia Social Justice Warrior (SJW). Pokoknya Jrx memiliki banyak pencapaian duniawi. Jrx bagaikan Park Sae-ro-yi Itaewon Class versi lokal.
Pada 15 April 2015 silam, Jrx pernah datang ke Istana Negara untuk menyampaikan unek-uneknya pada Presiden Joko “Jokowi” Widodo terkait reklamasi di Tanjung Benoa. Siapa sangka pedagang baju itu bisa menyentuhkan kakinya di Istana Negara. Persis adegan di Itaewon Class ketika Sae-ro-yi bertemu lawan bisnisnya Jang Dae-hee. Bahkan ada yang mengatakan, kalau Jrx adalah anak punk pertama yang bertemu presiden sepanjang sejarah Indonesia. Luar biasa. Dan semoga saja tidak ada lagi.
Eh, tapi, Jrx anak punk bukan, sih? Kok dekat dengan penguasa? Atau malah jadi penguasa?
Selain karena peranannya di dunia musik melalui band Superman is Dead (S.I.D), Jrx juga terkenal karena sensasinya setiap kali menyampaikan pendapat yang selalu di luar dugaan masyarakat. Jrx terbilang kiri notok. Kalau kata Mbak Nora, istri Jrx melalui tweetnya:
Nah kan, jangankan Via Vallen atau Saut Situmorang yang pernah berpolemik dengannya, Mbak Nora saja selaku istrinya tak mampu meredam nyala perlawanan Jrx, apalagi para penggemar Hindia atau .feast.
Memang tak sedikit orang yang membenci Jrx, bahkan di kalangannya sesama SJW. Walau demikian, Jrx tak pernah mundur sepeser pun bahkan sering kali menantang siapa saja untuk berdebat. Kecuali Nikita Mirzani. FYI, Jrx pernah nyinyir tentang Mbak Nikita. Ndilalah kok ternyata Mbak Nikita punya "kartu as" yang membuat Jrx mundur alon-alon.
Belakangan, Jrx kembali mengundang perhatian publik setelah mengungkapkan bahwa COVID-19 adalah konspirasi belaka. Menurut Jrx, semua agenda mengenai virus ini sudah direncanakan jauh-jauh hari oleh sekelompok elite global. Pernyataan Jrx ini pun ditanggapi oleh dr. Tirta, seorang influencer sekaligus dokter, dan menurut rekam jejak digital yang sudah banyak beredar, pernah menjadi pendukung Jokowi semasa mencalonkan diri sebagai presiden. Diskusinya pun bagai reuni dua orang yang pernah (atau mungkin masih) “dekat” dengan Jokowi.
Bedanya, dr. Tirta sejauh ini cukup aktif terlibat dalam aksi-aksi penggalangan dana untuk korban terdampak COVID-19. Kalau kata Jrx dalam diskusinya bersama dr. Tirta (29/4/2020): "(dr.tirta) muda, cina, dan berbahaya...."
dr. Tirta mengajak Jrx untuk berdiskusi mengenai COVID-19, apakah benar COVID-19 ini adalah konspirasi dunia yang dilakukan para elite global demi kepentingan kapitalistik atau memang virus berbahaya yang dapat mengancam nyawa manusia.
Setelah bersepakat perihal ajakan diskusi tersebut, Jrx mengunggah sebuah poster di akun Instagramnya (@jrxsid) dengan caption sebagai berikut:
Luar biasa. Sesudah membaca caption ini saya berhasil dibuat tergugah. Saya membayangkan bahwa diskusi akan berlangsung berapi-api dan penuh kecaman. Maka, segera setelah salat tarawih di rumah, saya langsung menonton live IG akun Jrx (@Jrxsid) tempat diskusi itu berlangsung.
Setelah sepuluh menit diskusi berjalan, kok ekspektasi saya sudah hancur duluan. Jrx ternyata enggak segalak caption dan statement-nya. Saya justru melihat Jrx seperti mas-mas pedagang biasa yang takut tokonya sepi karena terdampak COVID-19. Bahkan konspirasi yang sering dielu-elukannya tak tersampaikan dengan cara yang meyakinkan. Terkesan basi-basi dan bercanda. Padahal sudah bagus dia bilang kalau konspirasi itu adalah alternatif pengetahuan bagi masyarakat dan pasti bisa membuat penguasa kewalahan. Tapi sayang, kualitas konspirasinya tak dibahas dengan serius. Diskusi justru menjadi melebar dan seperti tak berarah. Untung saja dr. Tirta bisa bersabar dan tetap mengarahkan diskusi agar tidak beralih dari topik semula.
Tapi sekali lagi, istrinya Jrx saja tak mampu membungkamnya. Ia malah tambah mengatakan hal-hal yang tidak penting seperti mengaku dirinya adalah seorang agnostik dan tidak percaya Tuhan. Setahu saya, semoga benar, agnostik itu punya prinsip cuek terhadap hal-hal yang tidak bisa dijelaskan dengan kaidah ilmiah. Lha kok Jrx malah percaya sama konspirasi yang bahkan dirinya nyaris gagal menjelaskannya secara ilmiah.
Baca juga: Hoaks dan Misinformasi Soal Virus Corona yang Bikin Geleng Kepala
Jrx juga mengolok-olok Tirto.id dan Vice karena kedua media tersebut dianggapnya telah merendahkan martabat orang-orang yang mempercayai konspirasi. Harusnya, sebagai orang yang mengaku pernah bekerja di media, Jrx paham bahwa media itu memiliki hak memilih perspektif. Kalau pun tak sepakat, ya buatlah media tandingan, jangan malah sampai berkata kasar (Jrx berkata: as*) begitu, dong.
Jrx juga berkali-kali menyebut “orang dalem” dan dia telah mengenal banyak di antaranya sekaligus menjadi sumber baginya guna mempertebal teori konspirasinya, seolah-olah “orang dalem” memiliki informasi paling valid untuk disampaikan. Memangnya siapa sih orang dalem yang kamu maksud itu, Jrx? Kalau masih sekelas Abu Janda jangan dululah... Minimal sekaliber Bu Sri Mulyani, Bupati Klaten, atau Lord Luhut.
Singkat cerita, akhirnya saya menyerah dan menutup Instagram. Saya menyadari ternyata tadarusan dan buka ceramahnya Dr. Fahruddin Faiz dan baca tulisan-tulisan edisi ramadan di banyak media daring jauh lebih bermanfaat ketimbang dengerin Jrx yang... ah sudahlah.
Tapi, sebelum saya mengakhiri tulisan ini, saya mau memberi sejumlah rekomendasi topik dan tokoh-tokoh yang sepertinya cocok berdiskusi dengan Jrx.
Baca juga: Antara Cina dan Amerika: Gesekan Rasial dalam Keluarga di Tengah Pandemi
-
Deddy Corbuzier
Dalam diskusinya bersama dr. Tirta, Jrx sempat menyinggung Om Deddy Corbuzier, Bapak YouTube Indonesia itu. Jrx seolah menyayangkan pendapat-pendapat Om Deddy mengenai COVID-19, khususnya saat Om Deddy mengundang rapper Young Lex ke kanal YouTube-nya. Nah, saya kira, Jrx bisa mengajak Om Deddy untuk bertemu tapi janganlah membicarakan COVID-19. Daripada masyarakat mengonsumsi informasi yang kurang perlu, lebih baik buat pelatihan khusus jadi seorang entertainer yang bisa merambah ke dunia bisnis. Atau mungkin kalian bisa berkolaborasi, misalkan Jrx promosi baju di kanal YouTube Om Deddy, dan Jrx memberi kado paket liburan di Bali buat Om Deddy. Ini jauh lebih baik.
-
Saut Situmorang
Selanjutnya, ajaklah Om Saut berdamai. Beliau punya pengetahuan lumayan tentang sastra. Barangkali menulis puisi bisa menjadi profesi baru bagi Jrx. Siapa tahu berguna untuk melakukan promosi bisnis, atau buat minta maaf kepada Nikita Mirzani kalau-kalau “kartu as”-nya dimunculkan lagi. Atau setidaknya kalau mau kritis, pelajarilah puisi-puisi Wiji Thukul.
Baca juga: Sialnya Lulus Kuliah Saat Pandemi, Nantikan Pekerjaan yang Tak Pasti
-
Kekeyi
Jrx, sudah tahu Kekeyi belum? Kalau belum, saya beritahu, berikut kanal YouTube-nya Rahmawati Kekeyi Putri Cantikka. Kekeyi adalah entertainer serba bisa, sama seperti Om Deddy. Dan baru-baru ini, doi kabarnya mau menciptakan lagu. Nah, sebelum terbit, coba tawarkan kolaborasi. Doi kan masih muda, pasti butuh bimbingan dari musisi senior seperti Jrx yang sudah melambung ke dunia internasional. Dengan begitu, kita bisa berharap musik Indonesia semakin berwarna. Atau setidaknya selamat dari polusi hiburan yang semakin membikin sesak.
Tulisan ini mungkin sekilas bernada kesal. Ya, memang. Masalahnya Jrx mengundang publik secara terbuka untuk mengikuti diskusinya bersama dr. Tirta. Namun saya merasa hanya mendapatkan pengetahuan dari dr. Tirta terkait kondisi lapangan paramedis. Tapi Jrx, sebagai yang paling berapi-api dari awal ingin mengungkapkan teori konspirasinya, malah tidak memberikan hal baru yang mengejutkan. Saya merasa berdosa karena menunda ibadah di malam Ramadan ini hanya untuk mendengarkan Jrx, yang seperti kata istrinya...ahh... sudahlah.
Comments