Women Lead Pendidikan Seks
August 30, 2021

Tidak Selalu Punya Jumlah Pengikut Besar di Medsos Itu Lebih Baik

Peneliti menemukan bahwa memiliki jumlah pengikut di media sosial yang sedikit tapi lebih tepercaya berdampak lebih baik dibanding punya banyak pengikut.

by Claudia Smith
Lifestyle
berita bombastis dari media massa
Share:

Banyak orang berpikir bahwa dalam membangun relasi pertemanan dan pengikut online, lebih besar itu pasti lebih baik. Namun, sebuah penelitian baru menyatakan bahwa kebalikan dari pernyataan itu mungkin lebih baik. Pengelolaan koneksi dengan jumlah kecil–namun tepercaya–akan lebih baik untuk hubungan jangka panjang. Ini tampak berlawanan dengan pemahaman umum dan juga disertai dengan sebuah risiko.

Kita sering merasa dituntut dan bahkan didorong oleh media sosial untuk mengembangkan jaringan kita. Ini tampak dari adanya petunjuk lewat fitur “orang yang mungkin kamu kenal” dan “siapa yang harus diikuti”. Kita semua menginginkan agar sosiometri (jumlah teman atau pengikut yang di-post di sudut profil kita) terlihat bagus.

Jaringan Sosial Online dan Offline

Dalam jaringan offline dan online, jejaring sosial kita dapat berfungsi sebagaimana prisma dan pipa. Sebagaimana prisma, platform media sosial menyiarkan ke orang lain seberapa besar kita disukai, begitu juga dengan pendapat, minat, aktivitas, dan lainnya. Mereka menandakan siapa kita atau tujuan kita ke jaringan sosial.

Sedangkan sebagai pipa, platform media sosial bertindak sebagai saluran bantuan dan sumber daya. Menggunakan jaringan kita sebagai pipa merupakan cara yang penting untuk membangun hubungan. Kita memberi dan menerima saran, advokasi, sokongan, dukungan emosional, dan hal-hal nyata (seperti yang dilakukan pengusaha, misalnya).

Studi atas jejaring tatap muka secara umum menunjukkan bahwa baik kita menggunakan jaringan sebagai prisma atau pipa, jumlah jaringan yang lebih besar akan lebih baik.

Lantas, Bagaimana dengan Online?

Kita berbondong-bondong berpindah ke jaringan media sosial seperti Facebook, Twitter, LinkedIn, dan Instagram karena dengan media tersebut, kita mudah untuk melihat, berbagi, dan menyimpan koneksi. Ini juga memungkinkan kita untuk berkomunikasi dengan jaringan koneksi kita kapan pun itu.

Baca juga: Mengapa Menjadi Cantik Penting di Media Sosial

Itulah yang membuat koneksi online dan offline sangat berbeda.

Kita tidak dapat mencari dan menemukan komentar yang kita buat enam hari lalu kepada seorang teman saat duduk bersama minum kopi. Namun, kita dapat menemukan dan membagikan ulang percakapan kita pada “teman” Facebook kita tiga tahun lalu. Ternyata, itu perbedaan yang sangat penting.

Saat kita menggunakan jejaring online kita sebagai pipa, bukan prisma, hal-hal kecil itu menjadi penting dan tampak berharga. Dalam studi terbaru atas seorang pengusaha Kanada, tim peneliti kami menemukan poin berlawanan ini dan menjelaskan alasannya.

Kami mendapatkan sebuah temuan yang lebih luas.

Menggunakan jaringan online

Agar orang benar-benar menggunakan jaringan online mereka sebagai pipa untuk sumber daya dan dukungan, tiga hal perlu disatukan. Pertama, kita perlu percaya bahwa kita memiliki kemampuan untuk meminta atau memberikan sumber daya atau dukungan (disebut exchange atau pertukaran).

Kedua, kita perlu memiliki cara untuk benar-benar membuat pertukaran terjadi. Dan akhirnya, kita perlu keinginan itu sendiri–keinginan untuk melakukan pertukaran.

Semua kemampuan melihat, memindai, berbagi, mencari, dan menyimpan lewat fasilitas digital pada jaringan media sosial mempermudah kita untuk percaya bahwa kita memiliki kemampuan dan pengaturan untuk menggunakan jaringan kita sebagai pipa.

Kita dapat dengan cepat dan mudah menanyakan sesuatu yang dibutuhkan kepada jaringan online kita dan mendapatkan tanggapan yang cepat. Namun, penelitian kami menunjukkan bahwa kita tidak selalu memiliki keinginan untuk bertanya.

Melalui wawancara dengan para pengusaha tadi, kami menemukan bahwa alasannya mungkin karena orang benar-benar khawatir tentang apa yang akan dipikirkan orang lain. Persepsi risiko penilaian sosial ini dapat menghalangi pengusaha mendapatkan sumber daya yang bermanfaat dari jaringan online mereka.

Kami menduga bukan hanya pengusaha yang mengkhawatirkan hal ini. Itu karena risiko penilaian sosial yang dirasakan adalah produk dari runtuhnya audiens, yang mengurangi kesediaan kita untuk menjangkau secara online.

Menghilangnya audiens terjadi saat kita menambahkan lebih banyak orang ke jaringan online kita. Jaringan tersebut terdiri dari semua orang yang kita kenal baik, hingga orang-orang yang hampir tidak kita kenal; mencangkup koneksi pribadi, kenalan kerja, koneksi sukarelawan, koneksi kampung halaman, dan mereka yang memiliki minat dan hobi yang sama.

Dengan membangun jaringan yang beragam dan besar ini, dan mengundang begitu banyak orang yang berbeda untuk bergabung, keinginan kita untuk meminta bantuan berkurang. Dengan semua fitur pencarian, melihat akun lain, dan berbagi hal itu, siapa yang tahu di mana permintaan kita akan akan menemukan jawabannya?

Penelitian kami mengungkapkan bahwa banyak dari kita mempertimbangkan banyak risiko penilaian sosial saat meminta apa pun kecuali informasi dari jaringan online kita.

Kita khawatir bahwa saat mengajukan permohonan bantuan, orang lain akan menilai diri kita sebagai individu lemah, penuh dengan ketidakyakinan, bingung, terlalu mengambil hal secara personal atau bahkan berkelakuan tidak sopan, dan membuat kita kurang bersedia untuk mencari bantuan.

Baca juga: Bebas di Media Sosial Meski Dipantau Keluarga, Mungkinkah?

Implikasi sisi gelap dari lebih besar lebih baik di jejaring media sosial ini jarang dibahas.

Bila ini semua saling berhubungan, apa yang dapat kita lakukan?

Untuk membuat jaringan media sosial kita berguna sebagai pipa, kami menyarankan untuk membuat jaringan yang dipercaya. Ini dibuat khusus untuk menjaga jumlah jaringan tetap kecil — ya, kecil.

Hanya tambahkan orang-orang yang akan mendukung, bukan menghakimi secara negatif, atas setiap permintaan bantuan yang mungkin kamu buat — maka mereka adalah orang-orang yang dapat kamu percaya.

Jaringan yang dipercaya, cenderung sangat tinggi dalam menerapkan norma timbal balik, karena semua anggota merasa bahwa jaringan tersebut adalah tempat yang aman untuk meminta dan memberi bantuan.

Ini menjadi jaringan pipa yang sangat berguna di mana yang kecil–bukan yang besar–terasa sangat berharga.

Maka, jika kamu ingin menggunakan jaringan online kamu sebagai prisma untuk memberi sinyal pada dunia—tetaplah besar. Namun, jika kamu ingin memberi dan mendapatkan bantuan, buatlah jaringan kepercayaan kecil yang dibangun dengan tujuan khusus di media sosial. Kami pikir kamu akan senang bila telah melakukannya.

Artikel ini pertama kali diterbitkan oleh The Conversation, sumber berita dan analisis yang independen dari akademisi dan komunitas peneliti yang disalurkan langsung pada masyarakat.

Claudia Smith adalah asisten profesor di Gustavson School of Business, University of Victoria.