Women Lead Pendidikan Seks
June 15, 2022

Review ‘Spy x Family’: Anime Komedi yang Ubah Makna Keluarga

Sepintas, anime komedi ‘Spy x Family’ mengisahkan tentang keluarga nuklir instan, tetapi ada isu lain yang tak kalah penting.

by Tabayyun Pasinringi, Reporter
Culture
Review anime manga Spy X Family
Share:

Peringatan artikel ini mengandung spoiler!

Gonta-ganti wajah dengan identitas berbeda tentu tak sulit bagi mata-mata kelas kakap, Twilight–bukan nama asli. Bak enigma, tak ada seorang pun yang mengetahui usia sampai nama lahir lelaki yang aslinya berambut pirang dan mata biru itu. Pasalnya, untuk jadi mata-mata tersohor organisasi WISE, ia wajib menghapus keterikatan pada masa lalu. Sayangnya, tak ada manusia–dua dimensi–yang sempurna, Twilight tak tahu apa pun soal menjadi ayah. 

Cerita bermula dari penugasan Operation Strix yang meminta Twilight menginvestigasi Donovand Desmond, ketua National Unity Party of Ostania, yang diwanti-wanti dapat menyulut perang antara Ostania dan Westalis. Jika perang pecah, cita-cita Twilight yang pasifis, mendamaikan kedua negara, hanya mimpi di siang bolong. 

Alih-alih memata-matai kepala keluarga Desmond dengan mengendap-endap, Twilight justru disuruh memiliki anak. Sang anak nantinya masuk ke sekolah bergengsi Eden Academy dan berteman dengan anak bungsu Desmond, Damian. Lewat “jalur orang dalam” ini, Twilight bisa menjalankan misinya dengan lebih mulus, tak terdeteksi, dan tanpa celah. 

Sayangnya rencana itu membuat Twilight terperangah sampai menyobek koran saking syoknya. Mau tak mau, suka tak suka, Twilight yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk kerja harus menjalankan misi tersebut. 

Simsalabim, Twilight berganti identitas menjadi Loid Forger, seorang psikiater yang baru saja menduda. Untuk calon anak, Loid mengunjungi panti asuhan mencurigakan dan tanpa perlu berkas, ia mengadopsi anak perempuan bernama Anya. 

Namun, Anya menyimpan sebuah rahasia: Dia bisa membaca pikiran orang dan tahu Loid adalah mata-mata yang sedang menyamar. Bagi bocah yang senang cerita mata-mata, diadopsi Loid  bak mendapatkan jackpot. Keduanya pun menjalani hari penuh keseruan: Belajar masuk ke sekolah presitis, menjalankan misi mematikan, dan mengulik cara masuk ke masyarakat kelas atas. 

Baca juga: ‘Kotaro Lives Alone’, Tampilkan Rumitnya Trauma dan Kesepian Anak

Bukan Keluarga Biasa

Alur cerita Spy x Family sangat formulaik untuk sebuah komedi. Apalagi setelah Loid harus mencari istri agar keluarga Forger tampak seperti keluarga nuklir yang sempurna, ada ayah, ibu, dan anak. Kalau menyoal tentang keluarga nuklir, mengutip dari Britannica, keluarga tersebut tipe keluarga tradisional yang disatukan pernikahan, ayah, ibu, dan anak–baik secara biologis atau melalui adopsi. 

Namun, pemahaman keluarga nuklir mulai berkembang dan tak lagi dikotakkan dalam konsep keluarga heteroseksual. Contoh paling sederhananya serial AS, Modern Family, yang berpusat pada komedi keluarga besar yang terbagi atas tiga cerita kecil. Keluarga nuklir tradisional, dua paman gay yang mengadopsi anak dari Vietnam, dan kakek mereka yang menikah dengan ibu tunggal Latin satu anak.

Meskipun sama-sama dipayungi genre komedi, tentunya Spy x Family berbeda dengan Modern Family yang condong berpusat pada keluarga dengan ikatan darah. Kekosongan sosok ibu keluarga Forger diisi Yor Briar yang bahkan tak mengetahui Anya dan Loid bukan ‘keluarga asli’. 

Yor yang masih melajang di pertengahan usia 20-an dibombardir pertanyaan, “Mana pacarmu?” atau “Kalau belum punya pacar, nanti tidak menikah,” yang membuatnya gelisah. Jomblo shaming ternyata melampaui sampai dunia dua dimensi. Benang merah takdir mempertemukan Yor dan Loid. Mereka pun membuat perjanjian, Yor akan menjadi ibu tiri (palsu) Anya dan Loid adalah suaminya agar ia tak terus jadi social pariah

Namun, di balik keinginan Yor tampak “normal” dan berbaur dengan orang sebayanya, ia bermaksud menyembunyikan identitasnya sebagai pembunuh bayaran paling mematikan se-Ostania yang dijuluki Thorn Princess. Tak ada yang tahu soal identitas rahasianya itu, kecuali Anya yang bisa membaca pikiran. 

Baca juga: ‘Thermae Romae Novae’: Anime Kocak yang Dobrak Batasan Waktu

Keluarga kecil Forger yang sempurna dari luar, diam-diam menyimpan rahasia dari satu sama lain. Loid tak tahu Yor pembunuh bayaran, begitu pula sebaliknya. Lucunya, Loid yang dicap mata-mata handal tak bisa memecahkan teka-teki kenapa istri (palsunya) sangat lihai bela diri bahkan mampu membuat kerbau mengamuk tertidur hanya dengan sentuhan satu jari.

Identitas rahasia ayah dan ibu adopsi Anya membuat unit keluarga Forger sangat mematikan. Kalau berani macam-macam dengan Anya, siap saja diserang sang femme fatale, Yor dan Loid yang tak kalah badass

Walaupun setiap episode Spy x Family dibuat komikal, latar belakang permusuhan Westalis dan Ostania terinspirasi dari perang dingin, bahkan ibu kotanya Ostania bernama Berlint. Latar peperangan itu yang membuat ketiga tokoh utama kehilangan keluarganya.

Di versi manga, sang pencipta Spy x Family, Tatsuya Endo mengisahkan Loid kehilangan keluarga dan sahabatnya akibat serangan–yang diduga–dari Ostania. Sedangkan, Yor kehilangan kedua orang tuanya saat masih kanak-kanak lalu mengambil peran sebagai breadwinner untuk adiknya Yuri dengan memulai karier sebagai pembunuh. 

Anya yang ceria dan lucu pun memiliki masa lalu yang gelap dan penuh misteri, tak ada satu informasi soal orang tua aslinya dan pembaca hanya mengetahui ia korban eksperimen yang berhasil menyelamatkan dirinya. Loid, Yor, bahkan Anya wajah anak-anak korban perang yang harus berjuang sendiri.

Baca juga: ‘Cardcaptor Sakura’, Anime yang Perkenalkan Saya pada Dunia Queer

“Nuclear x Chosen Family”

Spy x Family menyatukan konsep keluarga nuklir dan chosen family—istilah yang diciptakan komunitas trans dan queer. Konsep keluarga pilihan itu juga ditelaah antropolog Kath Weston dalam bukunya Families We Choose: Lesbians, Gays, Kinship. Ia menegaskan keberadaan sosok sahabat melampaui ikatan biologis, terutama untuk komunitas LGBTQA+ yang ditolak oleh keluarganya. Konsep chosen family tersebut tak bisa dipisahkan dari persekusi komunitas queer karena krisis HIV/AIDS di AS pada 1980-an. 

Konsep keluarga biologis yang hangat dan kerap dibingkai sebagai satu-satunya sumber kasih sayang juga ditentang dalam film Jepang, Shoplifters. Film itu menunjukkan sekelompok orang asing yang menjadi keluarga bagi satu sama lain mampu memberikan kasih sayang pada Yuri (Miyu Sasaki), anak perempuan yang disiksa secara emosional dan fisik oleh ibu kandungnya. Begitu pula dengan serial dan anime Kotaro Lives Alone yang menegaskan Kotaro dapat menerima hangatnya nuansa keluarga dari para tetangganya.  

Walaupun Operation Strix meminta Loid untuk menciptakan keluarga nuklir secara instan, sebenarnya anime ini berkisah tentang chosen family atau keluarga yang dipilih oleh Anya, Loid, dan Yor. Dalam episode pertamanya, Loid tak ingin melibatkan Anya lebih jauh dalam misinya dan meminta anak perempuan itu untuk ke kantor polisi untuk diamankan ke sebuah panti asuhan. 

Namun, Anya tak gentar dan kukuh menjadikan Loid ayahnya. Seiring serial anime dan manga terus berlanjut, tak bisa dimungkiri rasa sayang dan peduli di antara ketiganya tumbuh semakin kuat. Belum lagi mengisyaratkan keluarga memang tak harus selalu sedarah asalkan rasa kedekatan dan kepercayaan terus hadir. 

Spy x Family memang belum selesai dan keputusan apakah keluarga Forger akan terus berlanjut walaupun Operation Strix sudah selesai, masih menjadi pertanyaan tak terjawab. Satu hal yang pasti, ketiga orang itu dipertemukan ‘takdir’ dan membangun keluarga yang tak biasa. 

Ada satu ungkapan dari filsuf Seneca yang berbunyi, “Kita tak bisa memilih siapa orang tua kita.” Namun, Anya memiliki privilese untuk memilih Loid sebagai ayah dan Yor sebagai ibu–tentunya dengan kemampuan spesialnya untuk membaca pikiran. 

Tabayyun Pasinringi adalah penggemar fanfiction dan bermimpi mengadopsi 16 kucing dan merajut baju hangat untuk mereka.