Sungguh jahat memang
Hawa menahan nafsu demi dipuja
Sesaat binal, semakin menggoda
Sementara serigala di luar melolong tiada lelah,
Mencari celah setiap mangsa yang lemah
Haruslah waspada selagi terjaga, namun lagi-lagi Dewi Fortuna tiada berjasa.
“Kusuma, seserorang harus berkorban, lalu menjadi petaka!” petuahnya.
Bukan apa-apa, hanya kadang seorang hamba sahaya pun melihat dengan sebelah mata
Bunga layu seiring Srikandi merajut mala dalam hierarki keputusasaan.
Lamun, kebenaran menyerah seiring zaman, bukan?
Ego
Jingga melekuk-lekuk malu tak ingin pulang
Ia malu pada sang malam
Nyatanya, ia tak lagi dirindukan
Pasalnya, selama ini ia hanya jemawa
Para rintik hujan di kala senja
Mengangkuhkan diri
Berkata ialah sang juara
Tapi tidak,
Jingga melekuk, meringkuk pada bumi yang bulat
Tak ingin pulang
Comments