Harus ada perubahan radikal dalam cara melihat problem perempuan sang pengurus rumah tangga.
Bagi dua perempuan ini, menjadi ibu rumah tangga tidak berarti dirinya terepresi dan serta merta tunduk pada peran gender tradisional.
Laki-laki harus peduli urusan dapur, untuk menghapus stereotip pekerjaan rumah sebagai pekerjaan perempuan.
Dalam situasi COVID-19 ini, setiap keluarga ditantang untuk melakukan pembagian kerja yang adil untuk urusan rumah tangga.
Saat kelabakan dengan beban ganda, seorang ibu dihadapkan pada pernyataan “salah sendiri punya anak.”
Kehadiran ibu rumah tangga dan petani dalam aktivisme lingkungan mematahkan stereotipe perempuan itu lemah dan gampang ditundukkan.
Ibu tidak mesti sempurna dan tidak akan pernah sempurna, maka berhentilah membebankan semuanya hanya kepadanya.
Perempuan sering tak punya cukup kuasa dan dukungan sosial untuk menuntut seks yang lebih aman atau menolak berhubungan seks.
Film ‘Love for Sale 2’ memperkuat stereotip bahwa menantu ideal adalah yang cantik, patuh, dan pandai mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Saya yakinkan masyarakat bahwa sebagai dengan status positif HIV, saya juga dapat bekerja dan berkreasi sebagaimana manusia pada umunya.