Banyak yang bilang kalau punya pasangan feminis itu ribet. Belum lagi ada anggapan kalau feminis itu fobia keluarga karena selalu mempermasalahkan posisi perempuan dalam rumah tangga.
Perceraian adalah sebuah proses hijrah diri untuk menjadi lebih baik. Namun tantangan pertama dalam proses ini biasanya justru datang dari keluarga. Keluarga dekat alih-alih menasihati sering kali berperan sebagai pahlawan kesiangan yang justru memperkeruh keadaan.
Peran gender dalam keluarga perlu dirombak agar perempuan tidak terbebani begitu banyak tanggung jawab.
Dalam situasi pandemi, seharusnya manusia lebih banyak memperhatikan sekitarnya. Bukan fokus bikin anak di rumah dengan kampanye #positifkanistri, tapi bagaimana anak yang ada itu diperhatikan di tengah situasi sulit seperti saat ini.
Tidak selalu para lajang menanggung beban lebih ringan dibanding yang sudah berumah tangga.
Bapak rumah tangga merupakan salah satu solusi masalah rumah tangga masa kini.
Banyak perempuan yang setelah lepas dari aturan keluarga, malah terkurung pula dalam aturan rumah tangga.
Ibu tidak mesti sempurna dan tidak akan pernah sempurna, maka berhentilah membebankan semuanya hanya kepadanya.
Dalam perkabungan, seorang istri semakin tenggelam dalam konflik rumah tangga dan perselingkuhan. #cerpen